EPISODE XVI - PENGUASA

1.1K 99 13
                                    

Jabatan teratas yang dimiliki oleh orang tertinggi. Pengaruhnya begitu besar. Kekuatannya biasa digunakan untuk menundukkan orang-orang dibawah naungannya. Tidak akan ada yang berani membantah selama dia menguasai. Karena, sang penguasa baru lebih kejam dari yang sebelumnya.

Benua menatap tidak suka pada Eksekutif Dua.

"Apa paman ingin membunuhku?" Benua berteriak pada Eksekutif Dua yang duduk santai di balkon mansion. Mengamati dirinya yang sedang menderita bersama puluhan orang-orang berwajah serius.

"Hei, nak. Jangan berhenti." Seseorang berkata pada Benua yang tengah terduduk.

Benua mengalihkan perhatiannya, "Kalian bilang akan mengajariku? Ini bukan belajar. Kalian ingin membunuhku dengan melewati semua peluru-peluru yang mengarah padaku."

"Setidaknya kau sudah berada dekat dengan garis finishmu." Orang itu berkata lagi.

Benua menghembuskan nafasnya, "Ah, baiklah. Ini yang terakhir kalinya aku melakukan ini."

Benua berdiri. Pelajaran mengelabui peluru dimulai kembali. Dihadapannya ada satu orang penembak yang akan menembak dirinya. Dibekalangnya ada puluhan anggota Black Roses.

Benua menghindari peluru yang berasal dari kiri. Disusul mengelak ke kanan. Menunduk ke bawah saat peluru menuju arah tengah. Melompatkan tubuhnya yang lelah ketika peluru mengincar ke bawah. Kemudian terus begitu hingga peluru terakhir. Semuanya penuh dengan ketajaman insting pengelihatan yang kuat serta konsentrasi yang fokus. Benua bersyukur memiliki kedua hal itu.

"Aku benar-benar akan mati." Lirih Benua sambil mengelap wajahnya yang basah karena keringat.

Orang yang bertugas mengawasinya berjalan mendekat, "Ini baru hari pertama, nak."

Benua kaget bukan main, "Maksudnya ini baru permulaan, begitu?"

"Kau pikir untuk menjadi mafia kuat hanya bisa mengelabui peluru seperti tadi? Tentu saja banyak yang akan kau pelajari nantinya."

Orang itu meninggalkan Benua sendiri.

Benua kembali mentap ke arah balkon. Tapi, sudah tidak ada Eksekutif Dua. Melainkan El dan Kena. Benua mengacuhkan mereka. Kembali ke kamarnya lebih baik daripada bertemu dua tangan kanan orang yang telah menculiknya. Meskipun Benua merasa tidak enak dengan El karena telah bersikap acuh.

Benua berjalan menyusuri taman mansion yang ternyata memiliki pembatas setinggi empat meter. Seandainya ada kesempatan. Benua akan kabur saat ini juga. Benua menoleh kebelakang. Melihat lima penjaga yang terus mengikutinya kemanapun dia pergi. Tentu saja Benua mengetahui siapa dibalik semua ini. Sang penguasa baru. Benua merasa seperti menjadi seorang pangeran mahkota yang keselamatannya sangat terancam jika berada sendiri tanpa orang lain disekitarnya.

"Apa kalian akan terus mengikutiku?" Tanya Benua dengan wajah jengkel.

Lima penjaga itu saling menatapa. Satu diantaranya mengambil posisi maju, "Kami akan selalu berada di dekat Anda."

Benua tampak berpikir, "Bagaimana dengan ini?"

Lima penjaga itu terkejut ketika Benua berlari menjauhi mereka.

"Ayo kejar dia."

Maka, terjadilah aksi kejar-kejaran antara Benua dengan lima penjaga yang bertuas mengawasinya. Benua terkikik geli saat para penjaga itu kelimpungan mencari dirinya. Mereka tidak tahu bahwa Benua sudah berada di dalam mansion. Lebih tepatnya, Benua memperhatikan mereka semua dari balkon yang tadinya ditempati Eksekutif Dua, El, dan Kena.

BENUAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu