EPISODE XVIII - KOSONG

775 67 10
                                    

_____

Kapan lebih tepatnya orang-orang merasa hampa? ketika pikirannya kosong. Begitulah pula sebagian orang mengartikannya. Raga yang ada tanpa jiwa kehidupan di dalamnya. Sendiri tanpa ada yang menemani. Hingga perasaan sendu itu datang dan merasuki.

_____

Seteru itu ikut andil dalam wacana

Berujar begitu keras

Menahan nafas tak akan ada guna

Ditinggal begitu saja

Kaki merosot jatuh

Hingar bingar sekejab hening

Menghantam hati yang telah berkeping

Hancur

Sendiri tanpa teman

Kapasitas sakit sudah penuh

Tak dapat memendung pedih

Merasa sendiri

Tanpa pergerakan pasti tuk bangkit

Kosong

Telak mengenai jiwa

Semuanya usai

Bahkan ketika baru hendak memulai kembali

Hampa

Sungguh

Jiwa yang hilang

Dalam tubuh yang tersoek tergugu

(Rigel Rockfeller. Selasa, 21-April-2020)

Asia mengambil kertas usang yang berada di saku jas sekolahnya. Penuh hati-hati Asia membuka kertas usang itu. Lipatan-lipatannya begitu rapi hingga Asia takut akan semakin merobek pinggiran kertas yang kelihatannya sudah sangat memperihatinkan.

Asia membaca deret pertama puisi milik Rigel. Lalu seterusnya hingga menemukan nama sang penulis dibagian bawah. Tepat dengan hari, tanggal, dan juga tahunnya.

Puisi Rigel memang bagus. Seperti yang sudah-sudah Rigel berikan pada Asia sebelumnya. Laki-laki tampan itu begitu senang menulis puisi. Dan, Asia tak pernah absen mendapatkan puisi dari Rigel.

"Dari mana dia mendapat inspirasi seindah ini? Rigel memang memiliki kualitas di dalam tulisannya." Begitulah Asia memuji Rigel. Satu-satunya teman baiknya selama bersekolah di Epik High School.

Asia mengerutkan keningnya, "Ah, tapi aku merasa judul ini kurang tepat."

Dengan teliti Asia kembali memahami puisi Rigel.

"Bagaimana mungkin dia memilih kata tidak tepat itu untuk puisi indahnya ini? Rigel memang aneh. Aku harus mengatakan padanya bahwa judul yang dia berikan untuk puisinya ini sama sekali tidak tepat. Sebagai penulis, dia harus mendengarkanku. Karena aku menilainya dari segi pembaca. Dan pembaca itu senang ketika semua tulisan yang dibacanya saling berkaitan dan teratur dengan tepat." Pungkas Asia setelah merasa keselarasan judul puisi Rigel kurang tepat untuk mendeskripsikan isi puisi yang bertema sedih itu.

"Iya, aku akan mengatakan itu pada Rigel." Gumam Asia.

Asia melipat kembali puisi itu dengan penuh hati-hati agar sobekan di pinggirnya tidak bertambah banyak. Menyimpannya di dalam kotak kayu yang khusus berisi puisi-puisi Rigel untuknya. Tidak lebih ada 20 puisi.

"Tapi, sebelumnya aku akan turun untuk makan siang bersama." Asia setengah berteriak pada dirinya sendiri.

Cepat-cepat Asia melepaskan tasnya. Membuka sepatunya. Memakai sandal rumah berbentuk boneka ceetah. Mengambil baju rumahannya di dalam lemari. Mengganti seragam sekolah. Melepas ikat rambutnya hingga rambut berwarna hitam kelam itu terurai begitu saja.

BENUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang