EPISODE XXXI - TERTEMBAK

1.7K 126 59
                                    

Peluru itu menembus jantungnya. Menghujam seluruh tubuhnya dengan rasa sakit berkali-kali lipat dari yang sebelumnya pernah terasa. Keselamatannya dinantikan. Tapi, dirinya sudah lelah untuk bertahan.

Aula rapat Black Roses yang ada di lantai dua sudah penuh dari satu jam yang lalu. Para Eksekutif yang sempat bertentangan dengan Eksekutif Dua memutuskan untuk hadir. Begitu juga dengan anggota-anggota kecil lainnya. Mereka datang dengan wajah tegang yang kontras.

Aula rapat Black Roses sangat luas. Di paling depan sekali ada podium yang diisi meja panjang dengan sembilan kursi yang saling sejajar. Dihadapan meja panjang itu ada sekitar lima meja bundar dengan dua kursi. Meja itu milik para Eksekutif dan juga wakilnya. Sedangkan dibelakang meja tiap-tiap Eksekutif itu ada lagi meja panjang yang berukuran sedang. Itu tempat bagi anggota-anggota kecil milik Eksekutif yang ada di depannya.

Pintu aula Black Roses nampak terbuka perlahan. Di baliknya muncul seorang laki-laki berbadan besar dengan kepala botak. Berjalan gagah melewati para anggota kecil yang berdiri di tempat duduk mereka. Dibelakangnya masih tersisa delapan orang lagi yang masing-masingnya membawa berkas map. Mereka berjalan menuju meja panjang dengan sembilan kursi. Saat kesembilan orang itu duduk. Para Eksekutif sesuai urutan memasuki ruangan. Mereka berjalan bersisihan dengan wakilnya. Eksekutif pertama Taleefh Guerth didampingi wakilnya Ulsann Sabire. Disusul dengan Eksekutif Dua Leonidas De Caprio bersama Benua Leocadio Nicander. Berlanjut pada Eksekutif Tiga Fazcou Harlee dan wakilnya Jeens Jaxelver. Lalu Eksekutif Empat Oluner Yuvero bersama Kyle Batrfel. Dan yang terakhir Eksekutif Lima Pulon Kazakop dengan wakilnya Nakamoto Yutaro.

Setelah para Eksekutif duduk di tempat yang telah disediakan. Pintu aula Black Roses kembali ditutup rapat. Suasana hening sebelum mulainya acara sudah menjadi kebiasaan. Tidak heran saat ini ruangan menjadi sunyi.

Orang berbadan besar dan berkepala botak itu adalah ketua Divisi Pengaturan Black Roses. Seseorang yang akan mengeluarkan suara pertama dalam rapat. Di tangan kanannya sudah tergenggam satu mic.

"Selamat pagi semuanya." Van Baoult Jenner menyapa orang-orang yang hadir di aula rapat.

"Pagi." Serempak semua yang disapa menjawab tenang.

"Hari ini kita akan melantik Dewan Kepala baru dikarenakan Dewan Kepala lama mengundurkan diri. Maka untuk kalian semua, hormatilah orang yang sudah ditunjuk langusng oleh Edwar Negam sebagai penggantinya." Pungkas Van dengan suara tegas.

Anggota-anggota kecil saling berpandangan. Penasaran dengan siapa yang akan menggantikan sosok baru di jabatan tinggi itu. Sedangkan para Eksekutif selain Eksekutif Dua hanya mendengus membuang muka. Tentu saja mereka sudah mengetahui perihal Eksekutif Dua sebagai penggantinya.

Setelah mengucapkan hal itu Van kembali duduk di kursinya yang ada di urutan kelima. Lalu orang yang berada disebelah kiri Van maju menggantikan posisinya tadi. Mengambil alih mic yang ada di tangan Van sosok kurus tinggi itu berjalan sedikit maju.

Ilsena Hanzera adalah wakil ketua satu Divisi Pengaturan Black Roses. Wajahnya penuh dengan wibawa. Menatap satu persatu orang-orang yang hadir di depannya.

"Divisi Pengaturan Black Roses telah memeriksa semua bukti-bukti yang dibawa oleh Eksekutif Dua mengenai pemindahan jabatan dari Dewan Kepala lama Edward Negam dengan Dewan Kepala baru Leonidas De Caprio." Tukas Ilsena dengan nada tegas.

Mendengar kata 'Eksekutif Dua' sontak membuat sebagian anggota yang lain menjadi ribut. Mereka tidak menyangka orang yang akan dilantik hari ini adalah sosok misterius yang selalu bersembunyi dibalik masker hitamnya.

BENUAWhere stories live. Discover now