Ayo Putus

d u a [re-publish]

02. Penyelundupan Ilegal

Berdiri sampai kaki pegal, satu tangan mereka mengacung memegang pegangan bus agar tidak tumbang. Mata mereka tak sengaja saling menumbuk lalu kompak membuang pandangan diiringi hembusan napas kasar.

"Kalau telat ini gara-gara lo ya!"

"Kok gue?" Selatan tak terima.

"Gara-gara motor lo mogok kita jadi harus naik bus!"

"Gara-gara ngangkut lo terus motor gue jadi turun berok!"

Alma mendelik. Selama pacaran dengan Selatan, dia tak pernah melihat cowok ini bersikap kalem. Selalu saja menyebalkan. Tak terkecuali waktu Selatan melakukan pendekatan pada dirinya kala itu.

"Lo ingat Al? Pacaran sama gue itu simpel. Gak ada kendaraan pribadi, kita merakyat."

"Kalau gak ada duit?"

"Kita ngepet."

"Lo bagong nya!"

Selatan mengulum tawa. Lucu pisan euy! (Lucu banget sih!)

Menyadari Alma nampak risi karena pria yang duduk di belakangnya terus menatap, Selatan pindah posisi ke belakang Alma. Satu tangannya memegang pegangan di atas sedangkan yang satunya mencengkeram tiang di samping Alma.

Gue tebas juga lo lirik-lirik cewek gue!

"Lo ngapain di situ?" tanya Alma mendongak, melihat rahang tegas Selatan dari bawah. Selatan menunduk, mendapati wajah Alma terpampang dekat dengannya.

"Gue emang cantik, jadi jangan liatin gue kayak gitu kalau gak mau gue colok mata lu!" lanjut Alma tak kunjung mendapat jawaban dari Selatan, malahan terus ditatap membuat Alma salah tingkah. Yang dialihkan dengan gerutuan.

"Ge-er dih. Tapi da emang geulis." (Memang cantik sih)

"Lo ngomong apa?" Mata Alma memicing karena heran. Selalu tak paham kalau cowok ini sudah menggunakan bahasa andalannya.

"Ngomongin kamu," balas Selatan seraya tersenyum manis. Seakan perkataannya benar-benar bisa membuat Alma tersipu.

"Soal?"

"Kamu kayak beruk."

"Sialan! Kenapa sih gue tahan pacaran sama lo?" dumel Alma. Punya dosa apa dirinya di masalalu sampai harus dipertemukan dengan seorang Selatan?!