d u a t u j u h [re-publish]

369K 44K 18.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








27. Bergerak, Memperjuangkan






Tiga hari berlalu, Selatan kembali menginjakkan kaki di Bina Nusantara Jakarta setelah habis masa skorsing-nya. Penampilan Selatan tidak banyak berubah, masih dengan kemeja tak dikancing menampilkan kaos hitam di dalamnya.

Bedanya, mungkin terletak dibagian tidak terlalu tebar pesona. Lebih banyak mengacuhkan ketika beberapa cewek mendekat menggoda. Mungkin Selatan sedang cuti jadi fakboy.

Selatan membawa kedua kakinya masuk ke dalam kelas. Sembari bersenandung. "Kalau ada makanan di meja, mejanya yang kumakan."

"Bego," sahut Angga menimpali dari belakang. Melingkarkan tangan di pundak Selatan.

"Ngomong apa lo hah?" todong Selatan.

"Sorry kalau gue ngomong lo bego. Gue kira lo udah tau," balas Angga dengan nada sok merasa bersalah. Selatan mendorong Angga menjauh.

"Anjir sok rajin kalian ini," seru Selatan kemudian. Melihat anak-anak kelas sudah sibuk dengan buku di meja masing-masing.

"Ada kuis," jawab cewek di meja depan.

Angga heboh. "Anjir? Kuis apa kok gue gak tau?"

"Udah dikasih tau di grup kelas btw," sahut Mitha. Ketua kelas XII IPA 4 itu.

"Lo tau Tan?" Angga menoleh ke arah Selatan.

"Gak. Notif grup chat di ponsel gue not nongol," jawab Selatan. Berjalan ke arah meja belakang.

Selatan mengeluarkan ponsel dari saku celana. Melihat-lihat isi galeri untuk pembersihan namun lebih banyak di skip karena 80% berisi foto... Ah pasti kalian sudah tahu siapa.

"Lo gak mau hapus?" tanya Angga kepo. Mengintip layar ponsel.

Selatan mendengkus panjang. Mematikan ponsel kembali. "Gak," balasnya. "Siapa tau balikan."

Angga menatap datar. Mencibir. "Lo terlalu banyak bacot bos! Action-nya nol besar!"

Tidak ingin mendengar kicauan menyebalkan Angga, Selatan menyimpan kedua telinga dengan AirPods.

Lekas berdiri hendak keluar namun tertahan saat melihat dua cewek berjalan melewati depan kelasnya. Mata Selatan terkunci pada satu cewek dengan rambut kuncir kuda. Nampak menertawakan sesuatu mendengar cerita cewek di sebelahnya.

"Putus dari lo bukan berarti Alma gak bisa bahagia," bisik Angga tepat di samping telinga Selatan.

Seletan mendengus kasar. "Bisikan setan!"

"Gak ada manis-manisnya banget lo Tan ke gue," misuh Angga.

"Karena lo bukan le mineral."

Selatan Niat kabur dari kelas menghindari kuis kimia namun gagal saat Bu Kukira Februari masuk ke dalam kelas dengan senyuman lebar.

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang