s e p u l u h [re-publish]

380K 47.3K 17.3K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









10. Selatan Family [2]







"Stop!"

Selatan menarik kaki sebelum menapak pada lantai dapur. Berdiri meminta penjelasan pada Dian yang mengacungkan pisau.

"Kamu udah di-blacklist dari area dapur! Jangan coba-coba!"

"Yaelah, Bun. Selatan udah dapet sertifikat halal MUI sama BPOM."

"Ogeb," kata Meira. Melewati Selatan sembari menyedot susu kotak. Selatan biarkan.

"Bun, sekarang kalau goreng ikan Selatan udah gak mundur-mundur lagi."

"Nyali kamu besar juga. Yaudah sini bantuin!"

Selatan tersenyum semangat. Berdiri di samping Alma yang kesusahan menyalakan kompor.

"Sini gue aja yang nyetater kompor nya."

Alma mengulum tawa. Sialan Selatan! Hampir kelepasan ngakak kalau tak sadar ada Dian di sana. Minimal, jangan ketahuan dulu bobroknya.

"A, ini kamu bagian goreng ikan ya. Sampai kekuningan—"

Belum selesai bicara, Selatan sudah menyela heboh. "Buset Bun! Jauh banget sampai ke Kuningan."

"Gak gitu juga Tan!" seru Alma gemas ingin menabok.

"Eh Bun naruh ikannya jangan hadap-hadapan gini!" Selatan membernarkan letak ikan di penggorengan, menjadi saling berlawanan arah.

"Emang kenapa sih, A?"

"Nanti ikannya ngobrol kalau hadap-hadapan."

Dian dan Alma saling melirik, masing-masing mengembuskan napas berat. Dian melepas apron dan menaruhnya di meja makan.

"Al, kamu lanjut masak bisa, kan? Bunda mau belanja bahan yang kurang dulu."

"Bisa, Bun," jawab Alma.

"Sekalian tolong awasi Selatan. Takutnya dia ngeledakin dapur— kamu ngapain sih A foto-foto Bunda?"

Selatan sibuk berkutat dengan ponsel. "Mau tukar tambah Bunda di OLX."

Dian lagi-lagi menghela napas berat. Tak habis pikir dengan kelakuan putranya.

"Aa! A Utara!" teriak Dian. "Utara!"

Dian berhenti berteriak saat Utara menampakkan diri. Satu tangan Utara tersembunyi di dalam saku hoodie dan yang bebas menggenggam ponsel.

"Kamu itu apa susahnya jawab biar Bunda gak teriak-teriak?" Seru Dian kesal. Anak kembarnya itu sama saja, selalu menguji kesabarannya namun dengan cara yang berbeda.

"Ayo antar Bunda belanja."

Alma mengamati Utara. Air muka cowok itu terlalu datar, sikapnya pun terlalu dingin dan kaku. Seperti mata angin dalam kompas, Selatan dan Utara memang berlawanan arah. Yang searah hanya visual mereka bak pahatan dewa Yunani.

Ayo PutusWhere stories live. Discover now