t i g a p u l u h [re-publish]

333K 43.7K 16.8K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







30. Bukan Siapa-siapa






"Rajin banget." Luna meletakkan tas di atas meja. Duduk di samping Alma sibuk bergelut dengan buku tugasnya.

"Gue lupa belum ngerjain tugas." Alma kesal sendiri. Tidak ingat ada tugas. Terlebih fisika ada di jam pertama.

"Santai aja kali Al," kata Luna. Mulai asyik memainkan ponsel. "Jam pertama gak bakal masuk. Diisi promosi dari kampus."

Otomatis Alma menoleh pada Luna. Mengangkat satu alis. "Emang sekarang? Kok lo bisa tau?"

Luna tersenyum licik. "Apasih yang gak gue tau?"

Alma mencibir. Memilih fokus mengerjakan soal kembali. Menghindari kemungkinan semisal promosi kampus tidak dilakukan di jam pertama KBM.

"Al," panggil Luna.

"Apa?"

"Tadi berangkat sekolah gue diantar Kak David," jujur Luna. Nyengir.

"Kok?" Alma seketika menoleh dengan tatapan tak percaya. Ah, pantas saja Luna tahu kegiatan promosi kampus dilakukan hari ini.

"Inget Lun, kan lo udah janji buat gak terlibat sama Kak David lagi."

"Dari pagi Kak David udah nungguin gue di depan rumah, dari subuh Al. Gimana gue gak kasihan coba?"

Alma menghela napas panjang. "Lo harus tegas Luna. Move on!"

"Lo harus tegas Alma. Move on!" balas Luna membalikkan kata-kata Alma.

Siap membalas perkataan Luna, namun mulut Alma terkatup kembali saat mendengar suara-suara gaduh dari luar kelas.

"Pararunten Akang Teteh!" teriak Angga. Farhan di sampingnya bersiap dengan gitar untuk mengiringi Angga menyanyikan salah satu lagu barat kesukaannya.

Sedangkan Selatan menyerahkan gelas plastik bekas cappucino cincau-nya pada Leon. "Tugas lo yang minta duitnya."

Leon menatap datar. "Trus tugas lo apa hah?"

"Gue bos nya. Cuma terima duit doang," balas Selatan tersenyum tengil. Leon menjitak kepala Selatan membuatnya mengumpat.

Tak memperdulikan Selatan dan Leon mulai bergulat, Angga lanjut bernyanyi. "We don't talk wadimor, we don't talk wadimor, we don't talk wadimor like we used to do— woi?!"

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang