t i g a e m p a t [re-publish]

475K 47.3K 52K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









34. Bimbang









"Alma!" Luna mengarahkan senter melihat pijakan agar tak terpeleset. Berjalan mendekati Alma tengah berdiri dekat danau sambil memeluk tangan karena dingin.

"Lo sendirian?" tanya Luna setelah berdiri di samping Alma. "Gak takut?" Luna bergidik. Iya sih, lokasi kemah mereka ke danau cukup dengan turun ke bawah, tapi tetap saja ini menyeramkan! Apalagi malam hari, Alma malah sendirian di sini.

Yaa meskipun terang bulan sangat menyinari juga suara gaduh anak-anak sedang karaokean masih terdengar jelas, namun tak menutup kemungkinan kalau disini cukup menyeramkan.

"Lo ngapain sih di sini? Gue daritadi nyariin lo. Gimana kalau lo dibawa salah satu penghuni di sini mau?"

"Sembarangan ih Lun!" protes Alma tak terima. "Tadi gue bareng Gina sama Aldo, ngambil air buat game katanya."

"Trus kenapa lo masih di sini? Serem tau!"

"Gue pengen nenangin diri dulu, bentar aja," balas Alma terdengar melirih. Seakan kata-kata Alma barusan menyiratkan banyak hal yang sedang dirasa.

Luna menoleh pada Alma, mata cewek itu sedikit berkaca-kaca. "Lo gak papa?" tanya Luna hati-hati.

Alma mengangguk kecil. "Gue gak papa."

Miris. Alma mengatakan itu namun Alma sendiri pun tak bisa memahami kata-kata itu sepenuhnya dengan benar.

"Berhenti bohongin diri lo sendiri dengan kata-kata gue gak papa, Alma," geram Luna.

Berada di posisi seperti ini membuat perasaan Alma campur aduk. Kalau Selatan merasa sesak, Alma lebih sesak.

Merasakan bagaimana rasanya kecewa, kesal, juga takut sekaligus. Walaupun tahu memendam emosi itu tidak baik, namun Alma tak bisa mengungkapkan yang akhirnya malah mengendap dan berpengaruh negatif terhadap fisik maupun mental. Terlebih daya tahan tubuh Alma sekarang sedang menurun.

Luna tersenyum miring. "Selatan lucu ya, dia yang terlambat sadar, dia yang nyakitin, dia juga yang ngerasa tersakiti."

"Gue gak bisa bayangin ada di posisi lo Al. Gimana rasanya nunggu berjam-jam di luar karena dijanjiin seseorang yang malah keluar sama temen-temennya, apalagi ada mantan tersayangnya. Cewek mana sih yang gak sakit hati?" Luna emosi sendiri, terpancing. Hatinya ikut sakit mengingat kejadian itu.

"Sialan emang tuh cowok. Walaupun dia ngejelasin cuma main truth or dare, tetep aja salah kalau berurusan sama mantan yang konteksnya emang paling sensitif, apalagi dibagian ngelupain jalan buat rayain anniversary satu tahun."

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang