t i g a [re-publish]

387K 45.2K 12.4K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












03. Warung Biru










Menunggu guru masuk di jam kedelapan, Alma bosan. Bergerak ke meja samping duduk di sisi kanan Bryan, lalu menarik sebelah earphone-nya dan ditancapkan ke telinga dengan wajah santainya.

"Kebiasaan," tegur Bryan menghentikan aktivitas menorehkan tinta di atas kertas, menyalin materi dari buku paket.

Alma tak mengindahkan. Dia lebih tertarik pada lagu yang mengalir ke telinganya. "Ganti dong, Bri. Gue lagi kangen lagu-lagu 1D."

Bryan tak banyak protes, menurut. Dia mengganti lagu. Live while we're young mengalir di gendang telinga keduanya.

"Alma...."

Selang beberapa detik, Luna datang menyentuh bahu Alma. Melihat air muka Luna nampak memprihatinkan membuat Alma kebingungan sekaligus khawatir.

"Lo kenapa, Lun?"

Alma cepat menoleh ke arah Bryan hanya untuk mengusirnya dari kursi. "Awas Bri awas! Luna duduk sini."

Bryan kali ini memprotes namun tetap pindah ke kursi depan yang kosong. "Yeuu meja gue ini kenapa gue yang diusir?"

Alma membiarkan, memberi fokus penuh pada Luna dengan mata yang sudah memerah menahan tangis. "Cerita coba ke gue."

Mata Luna berkaca-kaca, intonasinya bergetar. "Gue putus sama Kak David."

"Kok bisa, sih?" Alma nampak tak percaya. Pagi tadi Alma masih melihat Luna berangkat diantar David. "Sayang banget... Dua tahun loh."

Luna tersenyum pahit. "Orangtuanya tau."

Bryan yang jelas mendengar topik pembahasan akhirnya angkat suara. "Ya lo sih pake LDR segala. Mending beda kota, ini beda keyakinan."

Luna keki menatap Bryan tajam. "Ya daripada lo! Sama keyakinan aja malah ketikung setan!"

Luna sampah! Bryan mengumpat dalam hati. Sedangkan Alma heran, bergantian melirik keduanya dalam diam. Lalu akhirnya berusaha menenangkan Luna.

"Alma!"

Seluruh kepala dalam kelas kompak menoleh saat mendengar seruan. Mendapati Selatan dengan satu tangan tenggelam di saku menatap datar di ambang pintu.

Sebagian cewek menjerit tertahan. Lupa jika Selatan sudah ada pawang.

"Kenapa?"

"Ikut gue!"

Ayo PutusWhere stories live. Discover now