t i g a t i g a [re-publish]

307K 41.6K 21.9K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








33. Pengakuan







Petikan senar gitar terhenti, pas sekali botol itu berhenti di satu orang cowok.

"Anjir mantap!" teriak Angga lagi. Memang paling berisik mahluk satu itu, terlalu kelebihan disuntik vaksin antidiam. "Si singa euy!"

Leon mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya dia ikut permainan seperti ini, terlebih melihat berbagai ekspresi teman-temannya yang menyeringai menatap.

"Truth or dare?" tanya Selatan. Salah satu manusia yang ikut menyeringai.

Leon menjawab malas, "Truth." Yang setelahnya membuat Selatan berdecak kecewa.

"Gak asik! Dare napa. Gue pengen liat lo dandan kayak babi," lanjut Selatan tanpa dosa. Serius, saat ini Selatan butuh hiburan untuk mengembalikan mood. Menumbalkan Leon sepertinya asyik juga.

"Gak ada ahlak," gumam Alma membuat Selatan langsung menoleh.

"Apa yang?"

Alma mendongak, menatap Selatan penuh peringatan.

Selatan cepat meralat nyengir. "Maaf, kebiasaan hehe."

"Sengaja," sahut Bryan. Membuat orang-orang semakin semangat menyimak, penasaran dengan apa yang terjadi diantara mereka. Selalu menarik perhatian.

Alma mengembuskan napas berat, risi sekaligus gerah. Malam hari identik dengan hawa dingin namun ntah kenapa menjadi terasa panas. Duduk diantara dua cowok ini membuat suhu di sekitar Alma semakin merangkak naik membuatnya tak nyaman.

"Abang Leon, lo udah punya pacar-"

"Diem lo Ismail bin Mail! Gue yang nanya," sembur Selatan galak membuat Angga kicep.

"Idih kok ngamok ngab?!"

"Berisik!" seru Selatan lagi. Senggol bacok mode on.

"Gak sekalian tutup hidung gue pake kapas?" sewot Angga ikut kesal.

"Diantara gue sama cowok di sebelah kiri Alma, gantengan siapa, Le?" tanya Selatan pada Leon. Cowok yang dimaksud mendengkus mendengar pertanyaan konyol Selatan. Tak berbobot. Terlalu kekanak-kanakan.

Selatan yakin. Pasti Leon akan memilih dirinya secara mereka sudah bersahabat dari lama.

"Mabok kaporit anjim si Selatan!"

"Lo kesannya kayak homo ngab!" sembur Farhan. Kalau genre cerita ini jadi homo kan tidak lucu.

Selatan abaikan. Kembali berseru, "Cepet jawab Leoni!"

Leon tatap Selatan sengit, tak terima namanya diplesetkan. "Bangsat!"

"Heh gak boleh ngomong kasar aing teu suka!" Sembur Selatan. (Gue gak suka!)

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang