t u j u h [re-publish]

418K 45.8K 26.8K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









07. Tambah Tiga Hari







Selatan bosan, mendengarkan paparan materi dari Pak Bambang yang tak berujung di depan. Daripada bengong karena tidur pun tak ngantuk,  cowok itu mencolek teman sebangkunya— Angga, yang sedang sok memerhatikan sambil manggut-manggut.

"Gue bukan cowok gampangan ya Tan lo toel-toel langsung kesemsem."

Selatan bergidik. "Mabok kaporit nih anak. Cabut kuy! Bosen gue," ajaknya. Lalu memasukkan lebih dulu kemeja ke dalam celana supaya tidak kena semprot Pak Bambang.

"Ngikut aja gue mah," balas Angga sembari menguap. Tak mengerti dengan materi yang diajarkan.

"Kalau gue terjun ke jurang lo mau ikut?"

"Ikut tahlilan." Angga mengangguk tanpa dosa. "Lumayan dapet besek."

"Bangke. Liat aja kalau lo mati kuburannya gue taburi bawang sama seledri!" sungut Selatan.

Kemudian dia mengacungkan tangan dan berseru dengan lantang, "Pak!" Seisi kelas kompak menyorot cowok itu. Sesi pertanyaan, tak menyangka Selatan akan menjawab.

"Iya Selatan. Apa jawaban kamu?"

"Maaf Pak, saya terlalu subhanallah buat Bapak yang astagfirullah."

Seisi kelas menahan tawa mati-matian. Pak Bambang tidak seharusnya menaruh rasa bangga pada Selatan yang dikiranya akan menjawab. Beliau mulai meningkatkan kesabaran menghadapi murid titisan setan itu.

"Heureuy atuh Pak ulah baper. Saya mau izin ke toilet sama Angga." (Bercanda Pak jangan baper)

"Kayak perempuan aja ke toilet berdua. Mau ngapain?" todong Pak Bambang curiga.

Angga kali ini berseru. "Saya mau megangin celana Selatan, kan mau kencing."

"Gak usah."

"Kenapa?"

"Gue bisa sendiri!"

"Jadi mau ke toilet atau ngobrol?" sinis Pak Bambang terlampau kesal. Lebih baik menyingkirkan dua anak itu dari kelasnya.

"Mau ke toilet sambil ngobrol, Pak," balas Selatan lalu keluar dari bangku.

"Gue duluan ya, guys!" Selatan melayangkan flying kiss. Disusul Angga meniru Selatan membuat seisi kelas melempar segala benda, kalau tidak ditahan mungkin kursi pun akan mereka layangkan.

"Iya ngerti iya giliran gue aja dilempar!" misuh Angga. Rautnya di-setting begitu menyedihkan. "Kalian tau gak sih? Hati gue tuh sakitttt diginiin. Di kelas ini gue ngerasa di anak tirikan— IYA PAK BAMBANG IYA AKU OUT!"

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang