e n a m [re-publish]

429K 48.7K 23.3K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










06. Tantangan dan Tragedi di Bioskop









"Malas-malasan merupakan dedikasi diri mencintai hari Minggu. Minggu aja gue cintai apalagi kamu ciaaaa."

"Tapi boong," lanjut Selatan tersenyum menyebalkan. Padahal cowok ini tengah bermonolog sendiri.

Memasang AirPods di masing-masing telinga, tubuh Selatan terdampar di atas karpet depan TV. Kedua tangannya sibuk berkutat dengan ponsel, membuka segala jenis aplikasi media sosial dipenuhi direct messages cewek-cewek.

Selatan tersenyum sombong, ternyata dirinya sepopuler itu sampai cewek-cewek luar sekolah mengenalnya. Bahkan, warga sekolahnya sudah tak aneh saat mendengar nama Selatan disebutkan.

Jari tangannya berhenti men-scroll saat matanya menangkap foto Alma yang tersimpan di drive ponsel.

Jari tangannya berhenti men-scroll saat matanya menangkap foto Alma yang tersimpan di drive ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Foto kapan ini?"

Sepertinya, ini kali pertama Alma berada berada di Bina Nusantara Jakarta. Kali pertama teman-temannya heboh menceritakan perihal anak baru bernama Alma Amrilliazia.

"Tadi waktu gue ke toilet papasan sama dia di koridor. Beuhhh aura gue yang tadinya gelap jadi cerah woi liat senyuman diaa oabshanavah!" cerita Angga dengan heboh. Duduk di depan cowok dengan nama belakang Dirgantara.

"Bener anjir! Senyumannya manis bangett!" Farhan ikut-ikutan.

Selatan dengan kaki terangkat satu di atas meja, tak begitu tertarik dengan apa yang Angga dan Farhan bicarakan. Menyeruput capuccino cincau lanjut bermain game online dengan Leon di sampingnya.

"Woi, lu udah tau belum?" tanya Farhan pada Selatan.

"Tau apa?"

"Ada anak baru di sekolah," lanjut Angga dengan wajah berbinar.

Kalau Leon, dia sudah tau. Karena hari pertama anak baru itu pindah Selatan tak sekolah, jadinya hanya cowok itu yang belum tahu.

Selatan menurunkan kaki, mengambil permen karet yang dirasa sudah hambar di mulut dan menyelipkannya di bawah meja. Sedangkan tangan yang bebas mengambil capuccino cincau langsung menyeruputnya dengan nikmat.

Ayo PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang