JYP | Don't Wanna Know

96 16 13
                                    

AuthorViaPiper

Genre: Thriller, mature

Cast:
Park Jiyeon (T-Ara)

Jiyeon membaca secara teliti barisan kalimat berisi data diri tersangka kasus pembunuhan berantai

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jiyeon membaca secara teliti barisan kalimat berisi data diri tersangka kasus pembunuhan berantai. Ia dan tim memang selalu disibukkan dengan kasus pembunuhan, tapi untuk kasus ini mereka bersepakat jika sang pelaku adalah orang yang sama. Kesimpulan tidak diambil secara omong kosong, semua dilihat dari hasil autopsi. Belum lagi pelaku seperti menunjukkan siapa identitas mereka dengan memberi luka tusuk di bagian kiri perut dan gelang karet berwarna hitam yang mengikat kedua tangan korban ke belakang. Hal ini menjadi tamparan keras bagi pihak kepolisian karena pelaku seakan sedang mengejek pihak berwenang tidak akan mampu menangkap mereka.

Semua korban bernasib malang itu mengingatkan Jiyeon pada almarhumah sang ibu yang juga mendapat luka serupa. Semua adegan masih terekam jelas di otaknya. Ketika sang ibu memberontak dan melindungi diri dari penjahat hingga akhirnya pisau tajam menghujam perut kirinya.

Saat itu ia masih remaja, nyalinya tak sebanyak yang ia miliki sekarang. Andai dulu Jiyeon tidak bersembunyi, mungkin ia bisa mengenali wajah pembunuh dengan jelas— atau mungkin ia juga akan mati bersama ibunya.

"Sunbae!" teriak Hanbin— anggota tim pencari informasi. Jiyeon yang berdiri di depan monitor transparan itu menoleh. "Mereka menemukan saksi mata pembunuh Ibumu!" pekiknya, Jiyeon melebarkan matanya tidak menduga. Selama kasus pencarian, ia susah menemukan saksi untuk diinterogasi. Ketika mendapat kabar itu, harapan untuk menangkap pelaku dengan segera akan terwujud.

"Kirim lokasinya padaku, aku akan ke sana sekarang!" titah Jiyeon mengambil jaket kulitnya yang tersampir di sofa ruangan.

"Dia sekarang lagi ditahan di Lapas ... Sunbae," beritahu Hanbin agak ragu.

Belum sempat menjawab, Hangyul— anggota tim yang lain menginterupsi, "Mau ke sana sendiri?"

Jiyeon membalas tatapan dingin Hangyul dan menanggapi ucapan Hanbin. "Kirimkan saja alamatnya!"

"Aku ikut!" pinta Hangyul sorot matanya memohon.

"Ini urusan pribadiku, Hangyul!"

Jiyeon memang seorang detektif. Akan tetapi, kasus kematian ibunya dilimpahkan pada tim lain. Semua itu atas perintah ketua komisaris yang tak lain adalah ayah kandung Jiyeon.

"Aku pergi dulu, tugas tim aku serahkan padamu sementara," pamit Jiyeon. Ia langsung pergi meninggalkan ruangan. Baru beberapa langkah berjalan, seorang anggota kepolisian memintanya untuk datang ke ruang komisaris Park.

Jiyeon berdecak pelan. Hubungannya dengan sang ayah mulai renggang sejak kematian ibunya. Kini ia berhenti sejenak di depan sebuah ruang kemudian masuk tanpa mengetuk pintu. "Katakan apa yang perlu kudengar!"

Detective Onde histórias criam vida. Descubra agora