Cast: ✍ Song Yunhyoeng (iKON) sebagai Yunhyeong ✍ Wendy (Red Velvet) sebagai Wendy ✍ Chen (EXO) sebagai Kim Jongdae ✍ Huang Renjun (NCT)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wendy mengutuk dalam hati ketika ponselnya berdering. Dia menatap nama yang terpampang di layar ponselnya. Nama yang akhir-akhir ini selalu mengganggunya. Lebih mengganggu daripada stalker yang mengintainya beberapa waktu lalu. Ya, orang penelepon ith bernama Kim Jongdae—senior sekaligus atasan Wendy di instansi kepolisian. Lelaki berumur tiga puluh tahun itu adalah kepala dektektif kepolisian Seoul.
"Ya, Ketua. Ada apa menghubungiku di hari libur seperti ini?" tanya Wendy. Dia sama sekali tidak mempedulikan apa itu sopan santun. Dia masih kesal karena hari liburnya terganggu.
"Ya, maaf mengganggu hari liburmu. Namun, sepertinya kamu harus kembali ke markas sekarang. Ada kasus besar yang harus kamu tangani. Aku menunggumu dalam kurun waktu satu jam. Aku akan kirimkan berkas yang harus kamu pelajari via email."
Telepon ditutup sebelum Wendy sadar dari lamunannya. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengumpat. Sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi dan mulai bersiap. Sebuah email baru juga masuk ke ponselnya. Wendy mengabaikan itu dan bergegas mandi. Dia berpikir untuk membacanya saat di mobil nanti.
🐾🐾🐾
Wendy sudah sampai ke lokasi kejadian perkara yang dimaksud atasannya. Sebuah rumah mewah itu sekarang di kelilingi garis polisi. Lalu, di setiap sudutnya terparkir rapi mobil polisi. Beberapa wartawan juga terlihat jelas sedang sibuk mengambil gambar. Gerombolan manusia pencari berita itu menoleh saat mobil yang ditumpanhi Wendy berhenti. Gadis manis berambut blonde itu mampu menarik perhatian mereka. Ya, karena Wendy adalah detektif wanita terkenal di Seoul. Meski masuk dalam jajaran detektif kepolisiaj, Wendy juga membuka jasa detektif komersial—tergantu jumlah uang yang ditawarkan.
"Bagaimana pendapat anda tentang kasus kematian Mr. Jung dan keluarganya ini?"
"Aku belum bisa berkomentar apapun."
"Bukankah anda sudah mendengar kejadiannya?"
"Hey, kalian kira aku bisa mengatakan omong kosong seperti itu hanya karena sudah membaca berkah perkara?" tanya Wendy sinis. Dia berjalan cepat meninggalkan para wartawan yang sedang asik mengutuk. Ya, mereka mengutuk salah satu wartawan yang mengucapkan pertanyaan tadi.
"Akhirnya kamu datang, Wendy," sambut Jongdae. Meskipun wajah tampannya tidak memandang ke arah Wendy—melainkan melihat ke arah berkas—tapi dari nada bicaranya, Wendy tahu bahwa lelaki itu bersyukur.
"Kapan kematiannya?" tanya Wendy pada salah satu tim forensik yang berada di situ.
"Menurut dari kekakuan mayat, bisa diperkirakan bahwa mereka meninggal sekitar pukul lima pagi tadi." Ucapan wanita itu membuat Wendy melihat jam tangannya. Pantas saja mayat itu sudah membiru.
