Disclaimer: Cerita terinspirasi dari game Harvest Moon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Desa yang terletak di dataran tinggi gunung Baekdu itu sedang gempar. Para warga kerap berkumpul di penginapan yang juga merupakan bar untuk saling bertukar kabar burung yang tengah melanda. Bukan tanpa alasan, warga Desa Gunung Baekdu sudah seminggu terakhir mendapati lading mentimun mereka diobrak-abrik entah oleh siapa. Awalnya mereka kira ini ulah anjing liar seperti biasa, tetapi warga semakin geger ketika Taemin—si pemuda pemilik peternakan ayam—dilarikan ke klinik setelah memergoki pencuri mentimun tersebut. Ketika ditemukan wajah Taemin pucat, lidahnya kelu, dan badannya menggigil hebat akibat ketakutan.
"Benar! Aku dengar sendiri Taemin mengigau soal makhluk hijau berpunggung kura-kura!" sungut Onew selaku satu-satunya dokter di desa terpencil ini.
"Jangan ngada-ngada, ah! Kappa itu cuma legenda nenek moyang!" elak Minho.
"Heh! Jangan sebut namanya, Minho!" Key memeringatkan. "Kata nenek kalau kau menyebut namanya, lalu gak lama kemudian ada suara kodok, berarti Kappa ada di sekitar kita. Dia sedang menyamar!"
Ketiga pemuda yang duduk sebaris menghadap langsung ke counter itu mendadak hening. Key dan Onew merasa bulu kuduknya meremang, sementara Minho diam karena teman-temannya diam.
"Kwebek!"
"KAPPA!"
Key dan Onew menjerit bersamaan. Kini keduanya saling memeluk sambil memejamkan mata. Minho terbahak hingga hampir jatuh dari kursi tinggi yang didudukinya. Bersama Minho, perempuan berambut coklat kemerahan ikut tertawa puas.
"Tiffany! Bikin kaget tau!" ucap Key geram. Tangannya sigap mendorong Onew menjauh dari badannya.
"Maaf, maaf. Lagian kalian tegang banget, sih." Masih diselingi tawa, Tiffany bergeser ke samping. "Minho, temani aku cari Jessica, please."
Alis Minho terangkat. "Sudah cari di rumahnya?"
Tiffany mengangguk cepat. "Aku takut dia ketiduran di hot spring lagi."
Minho menandaskan jus anggur-nya dalam sekali teguk. Memanggil Yuri, si anak gadis pemilik penginapan, untuk membayar. "Sekalian patroli, deh. Kalian berdua ada yang mau ikut?" ajak Minho pada dua karibnya seraya memakai topi polisi. Tak lupa menggapai tongkatnya yang tadi sempat dimainkan oleh Key.
Onew dan Key kompak menggeleng.
"Itu, kan, tugasmu sebagai satu-satunya polisi di desa ini," kata Key.
