CHAPTER 7

14.2K 792 11
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya dulu sebelum baca!

Pardon me it there are any typos on them!

"MAKSUD LO APA BAWA GUE SEPERTI ITU? LO KIRA GUE BARANG YANG BISA LO BAWA-BAWA SEENAKNYA? MIKIR DONG!" Thea langsung mendamprat pria yang duduk di depan sana dengan kedua mata yang berapi-api

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"MAKSUD LO APA BAWA GUE SEPERTI ITU? LO KIRA GUE BARANG YANG BISA LO BAWA-BAWA SEENAKNYA? MIKIR DONG!" Thea langsung mendamprat pria yang duduk di depan sana dengan kedua mata yang berapi-api. Berbeda dengan Thea yang tampak berapi-api, Noel hanya duduk tenang.

Ben yang sedang menyetir melirik Thea melalui kaca mobil. "Thea jangan berdiri seperti itu. Lo bisa jatuh."

Thea belum memalingkan wajahnya dari Noel dengan kedua mata yang berapi-api. "Gue gak peduli!"

Lalu saat Noel sudah memalingkan kepalanya kepada Thea, wanita itu semakin mengangkat dagunya tinggi. "Duduk, Althea. Kamu bisa jatuh," perintahnya dengan manik yang mengawasi setiap pergerakan Thea tajam.

Bukan Thea namanya kalau langsung menuruti Noel. Nara yang duduk di sampingnya kini mulai menatap Thea dengan khawatir. Artisnya itu masih belum bisa melepaskan tatapan membunuhnya dari pengawal gadungannya.

"Thea, hati-hati di depan sana adaㅡ"

"Aduh!" Dahi Thea spontan terjedot atap mobil dan tubuhnya langsung jatuh ke kursi tempatnya duduk. Dia memegangi dahinya sambil meringis kesakitan.

"Thea, lo gak apa-apa? Gue kan sudahㅡ"

"Diem bisa gak sih lo?" Dia melirik Nara sinis sehingga gadis muda itu langsung menghentikan ucapannya. "Gue sudah pusing semakin pusing nih gara-gara ocehan lo!"

Dibentak seperti itu, Nara akhirnya hanya bisa menundukkan wajahnya dalam dan sepanjang perjalanan menuju apartment Thea, suasana mobil itu hening dan mencekam.

...

"Tunggu, Althea." Noel mencekal tangan wanita itu saat dia hendak meninggalkannya ketika mereka sudah tiba di lantai tempat mereka tinggal.

Thea menoleh dan tatapannya terjatuh pada tangannya yang digenggam oleh Noel. Dan untuk kesekian kalinya dia merasakan sengatan menyebalkan yang mengalir di sekujur tubuhnya. "Lepasin!" Dia mengeraskan wajah dan melepaskan cekalan Noel pada lengannya. "Mau apa lagi?"

"Saya juga harus ikut masuk."

Kedua mata Thea spontan membelalak. Dia langsung menutup kembali pintu apartmentnya dan bersedekap sembari menatap Noel dengan curiga. "Lo mau apa? Lo pasti mau apa-apain gue kan? Ngaku lo, ngaku!"

Dan untuk yang kesekian kalinya Thea melihat pria itu menghembuskan napas panjang. "Ini," ucap Noel dengan datar sembari menyentuh bagian dahinya yang menonjol akibat terjedot atap mobil. "Perlu diobati," tambahnya lagi sambil menatap manik Thea tajam.

Thea menepis tangan pria itu dan menatapnya sinis. "Gak perlu!"

"Saya mempunyai tugas untuk selalu menjaga kamu, Althea."

In Your ArmsWhere stories live. Discover now