CHAPTER 34

11.1K 685 17
                                    

Maaf kemarin ngga bisa update😳 sibuk banget gatau kenapa😳

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf kemarin ngga bisa update😳 sibuk banget gatau kenapa😳

Seorang pria tengah berlutut di ujung koridor rumah sakit yang berseberangan di depan ruang operasi. Pria itu memejamkan kedua matanya, dengan napas yang teratur. Tapi dia sendiri tau, kalau dalam lubuk hati dan benak, pikirannya sedang berputar hebat.

Telunjuk pria tersebut sibuk mengorek ujunh kuku jempolnya sambil berpikir keras sampai tidak sadar kalau kulitnya sudah mengelentek dan tergores sebuah goresan merah di sana.

Sebuah langkah yang melaju kuat terdengar, dan pria yang terduduk itu membuka kedua mata. Seorang pria paruh baya sedang berlari dan menghampirinya dengan wajah penuh kekalutan. Kedua matanya agak membesar dengan kening yang berkerut. Peluh juga sudah berjatuhan dari pelipisnya.

"Bagaimana semua ini bisa terjadi kepada Thea?" tanyanya dengan suara tajam kepada Noel. Yang Noel bisa lakukan hanyalah menundukkan wajahnya dalam.

"Maafkan saya."

"Saya merekrut kamu untuk melindungi Thea, Noel. Keadaan Thea yang seperti ini, sama sekali tidak pernah saya harapkan."

Noel juga tidak pernah berharapㅡbahkan tidak pernah berpikirㅡkalau Thea akan mengalami sebuah kecelakaan seperti ini. Tapi lagi-lagi yang bisa dia katakan hanyalah, "Saya minta maaf."

Eric mengusap wajahnya kasar. Dia memejamkan kedua matanya lalu sibuk mondar mandir di tempat. "Saya percaya kepada kamu karena kamu adalah cucu Russel." Dia menggumam pelan. "Saya tau kamu tidak akan macam-macam kepada Thea, karena Russel bisa menjaminnya."

Noel semakin menundukkan wajahnya. "Saya ... akan mengundurkan diri." Saat itu Eric menoleh dan menatap Noel dari atas sampai bawa dengan tajam.

"Kamu kira setelah kejadian ini, saya bisa tetap membiarkan kamu untuk tetap bersama Thea, Noel Houlington?"

"Maafkan saya." Dia menatap Eric dengan datar.

"..."

"..."

"Pergi dari sini."

Tidak ada balasan dari Noel. Mendapati sebuah keheningan, Eric menoleh kepada pria tersebut dan menatapnya tajam. "Apa yang kamu tunggu? Cepat pergi dari sini."

"Tunggu." Noel terlihat ragu. "Tapi, apa saya boleh menunggunya sampai dia bangun? Setelah itu saya berjanji, saya akan pergi dari dia."

"Pergi dari dia?"

"Maaf. Maksud saya, menghilang dari Thea."

"Right, hanya sampai ketika dia membuka kedua matanya, Noel. Lalu kamu harus benar-benar menhilang dari kehidupannya."

Noel berdiri di depan kamar wanita itu sambil menatapnya melalui celah jendela kamar. Dia tidak berani masuk, dan yang dia lakukan hanyalah menatapnya dari sana.

In Your ArmsWhere stories live. Discover now