CHAPTER 36

11.3K 618 18
                                    

"PAPA!" Turun dari mobil, wanita itu langsung berlari menuju kamar Eric dan ketika mendapati Eric yang tengah terduduk di kasurnya dia langsung melayangkan tatapan marah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"PAPA!" Turun dari mobil, wanita itu langsung berlari menuju kamar Eric dan ketika mendapati Eric yang tengah terduduk di kasurnya dia langsung melayangkan tatapan marah.

"Noel ke mana?" tanyanya sambil menjulurkan tangan kepada Eric. Thea berkacak pinggang, lalu meringis saat mendapati rasa nyeri di pinggangnya.

"Princess, hati-hati. Kamu tidak boleh berlari dulu, Sayang."

Thea menggelengkan kepalanya tegas, tidak peduli dengan nasihat Eric. "Thea tanya. Noel di mana?"

"Princess."

"Papa. Jawab Thea sekarang. Noel kemana?"

"Noel sudah keluar," jawab Eric cepat sambil memalingkan wajah.

Lantas Thea langsung menatap Eric dengan tidak percaya. Sambil menarik napas panjang dan mengeluarkanya kasar, Thea maju beberapa langkah mendekati Eric. "Noel keluar? Kenapa?" tanyanya sambil menatap Eric lekat.

Dan ketika pria itu menganggukkan kepala, tanpa sadar Thea menahan napasnya. "Noel ninggalin Thea?" Eric menatap anaknya dengan ragu. Kedua mata wanita itu bahkan tampak berkaca dan akan segera menumpahkan air mata.

"Kenapa Noel ninggalin Thea?"

"Thea. Dia yang membuat keadaan kamu seperti ini." Eric berusaha untuk memberikan penjelasan kepada anaknya dengan sabar. "Kalau saja bukan karena Noel, kamu tidak akan seperti ini. Dia juga salah karena tidak melaporkan ke Papa kalau selama ini kamu mendapati teror dari seseorang!"

"Nggak, Pa. Thea sendiri yang memutuskan untuk melindungi Noel!"

"Noel tidak memberitahu Papa kalau kamu diculik, Thea! Itu adalah kesalahan besar!"

"Apa ..." Thea melepaskan pelukan Eric paksa lalu menatap Eric dengan kedua mata yang sudah berair. "Papa yang menyuruh Noel untuk ninggalin Thea?" tanyanya dengan bahu bergetar.

"Papa yang nyuruh Noel ya?" tanyanya lagi dengan bisikan. Tidak mendapati jawaban, Thea mulai paham. "Thea benci sama Papa."

"Princess, bukan seperti itu maksud Papa, Sayang. Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu."

"Tapi Thea hanya ingin Noel, Pa!"

"Nanti Papa akan mencarikan yang lebih baik."

Thea menggelengkan kepalanya. "Nggak mau! Cuman mau Noel!"

"Princess."

"Thea mau bertemu Noel! Kalau nggak, Thea nggak mau bicara sama Papa lagi."

Untuk yang kesekian kalinya, Eric mengintip Thea dengan tatapan pasrah. Bagaimanapun juga dia tidak bisa melihat anaknya dalam keadaan seperti ini. Bagaimana Thea yang sedang membaringkan tubuhnya di rumah Eric dengan posisi memunggunginya.

In Your ArmsWhere stories live. Discover now