CHAPTER 25

11.6K 602 15
                                    

Jangan lupa follow akun ini dulu sebelum baca😉
Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca😊 Jangan jadi sider ya temen-temen☺️
Kalau suka jangan lupa share juga ya ke temen-temen kalian😊
Pardon me if there are any typos on them!
Follow ig: moonoelight
Makasih😊

Jangan lupa follow akun ini dulu sebelum baca😉Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca😊 Jangan jadi sider ya temen-temen☺️Kalau suka jangan lupa share juga ya ke temen-temen kalian😊Pardon me if there are any typos on them!Follow ig: moonoeligh...

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Malam telah tiba.

Thea menggulingkan tubuhnya ke kanan dan kiri sibuk menikmati wangi Noel yang menguar sangat jelas di atas kasur pria itu.

Tidak biasanya dia susah tidur seperti ini. Thea biasanya akan langsung memejamkan kedua mata begitu punggungnya sudah berada di sesuatu yang empuk. Wanita itu mulai menatap langit kamar Noel sembari meletakkan kedua tangan di belakang kepalanya.

Kedua matanya jatuh pada pigura yang tertempel di dinding depan kasur Noel. Tanpa sadar, senyum terpatri di wajahnya ketika mengamati wajah remaja Noel. Dia masih terlihat sangat tampan dan menawan walaupun dengan senyum dingin yang masih setia sampai sekarang.

Thea mulai menerka, pasti banyak yang mengagumi dan menginginkan Noeluntuk menjadi pacarnya. Ya... untuk sekarang sih ...Thea sendiri mungkin juga bisa dijadikan salah satu dari mereka.

Thea tersenyum tipis. Kedua matanya beralih pada seorang pria paruh baya yang berdiri di belakang ketiga anaknya sambil menatap kamera dengan tatapan tajam. Pria itu benar-benar mirip dengan Noel, seperti jiplakan. Hanya saja dia terlihat seperti versi dewasa dan gagahnya.

Lalu saat kedua mata Thea beralih kepada seorang wanita yang sedang tersenyum lebar ke kamera, entah mengapa tapi Thea merasa ada sesuatu yang memaksanya untuk tidak bisa beralih dari wanita paruh baya yang sangat cantik itu.

Tiba tiba kedua matanya tanpa sebuah alasan menjadi panas. Dia menatap pigura beranggotakan lima orang itu lama. Mereka pasti hangat kepada satu sama lain...

Thea menutup kedua mata, menahan sesuatu yang mendesak di dada. Selama ini dia hanya hidup bersama Eric. Papanya memang memberikan kasih sayang yang luar biasa besarnya. Sedikitpun dia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari Eric. Tapi, Thea juga merupakan anak kan? Dia juga membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu.

Dia juga ingin tau bagaimana reaksi Mamanya saat dia sedang menceritakan tentang kisah asmara. Dia ingin tau bagaimana rasanya saat seseorang berstatus Mama itu akan mengomelinya saat dia melakukan kesalahan. Dia juga ingin tau bagaimana rasanya dipeluk dengan erat serta dibelai penuh kasih sayang. Dia hanya menginginkan hal itu...

Ketika masing-masing temannya bercerita mengenai Mama mereka yang katanya 'kejam' dulu Thea hanya berharap kalau sosok yang katanya kejam itu juga bisa hadir di hidupnya. Alhasil, saat mereka bercerita, Thea hanya diam saja.

Karena, Thea tidak mengerti perasaan teman-temannya.

Karena dia tidak mempunyai Ibu.

Satu tetes air mata tanpa sadar lolos dari sudut mata Thea. Dan dengan cepat wanita itu menghapusnya. Masih dengan tangan yang memeluk guling Noel, wanita itu bangkit dari kasur Noel dan hendak menghampiri pria tersebut yang sedang berbaring di sofa ruang tamu.

In Your ArmsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora