CHAPTER 23

10.5K 651 2
                                    

Jangan lupa follow akun ini dulu sebelum baca😉
Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca😊 Jangan jadi sider ya temen-temen☺️
Kalau suka jangan lupa share juga ya ke temen-temen kalian😊
Pardon me if there are any typos on them!
Follow ig: moonoelight
Makasih😊

Jangan lupa follow akun ini dulu sebelum baca😉Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca😊 Jangan jadi sider ya temen-temen☺️Kalau suka jangan lupa share juga ya ke temen-temen kalian😊Pardon me if there are any typos on them!Follow ig: moonoeligh...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal pertama yang dilakukan oleh Noel begitu dia membuka pintu apartmentnya adalah; mencari keberadaan Thea. Kedua matanya memicing ketika tidak mendapati wanita itu di depan televisi yang masih menyala. Lantas, kedua kakinya langsung bergerak ke dalam kamarnya dengan kedua mata yang mulai gusar.

Tidak ada. Thea tidak ada di kamarnya. Secepat kilat, Noel langsung menyapukan kedua mata ke seluruh penjuru apartmentnya. Napasnya mulai terdengar tidak beraturan ketika batang hidung Thea tidak dapat terlihat.

Pria itu akhirnya duduk di sofa ruang tamu lalu menyatukan kedua tangan sambil memejamkan kedua mata. Berusaha untuk tetap berpikiran positif dan menjernihkan isi kepalanya. Tak berapa lama kemudian, dia langsung mengambil coat hitamnya lalu segera melangkahkan kedua kaki keluar.

Liftnya mendarat di lobi, dan kedua matanya menoleh ke kanan dan kiri mengawasi setiap penjuru ruangan. Dia tidak mau melewatkan suatu titik sedetikpun. Lalu kedua matanya memicing ketika melihat sebuah keributan yang terjadi beberapa puluh meter di depannya. Dengan langkah cepat dan napas yang tersenggal, pria itu langsung menghampirinya.

Melewati seorang satpam yang sedang berada di posnya, Noel memutuskan untuk berhenti sebelum melajukan kedua kakinya lebih jauh lagi. "Permisi, Pak. Itu ada apa ya?"

Seorang satpam yang sedang mengawasi kompleks di sekitar apartment itu langsung menoleh kepada Noel. "Itu, Pak. Ada kecelakaan tadi. Seorang wanita yang kiraㅡ"

Noel tidak bisa berpikir jernih. Dia langsung berlari kepada kerumunan itu dengan dengan kedua mata yang dipenuhi rasa kekalutan. Entah mengapa tapi tiba-tiba semua kenangannya bersama Thea langsung tereka bagaikan film rusak di kepala. Saat Thea menegurnya di lift, saat Thea memaki-makinya di rumah sakit, pelukan yang dia berikan kepada Thea, ciuman yang Thea lakukan hanya untuk menarik perhatiannya, semua itu tiba-tiba ia ingat lagi.

Noel menghela napas kasar. Dia langsung membelah kerumunan itu lalu kedua matanya yang membelalak langsung memejam ketika wanita itu bukanlah Thea. Dia berusaha untuk menahan diri agar tidak berteriakㅡmelampiaskan semua perasaannya.

Noel perlahan-lahan meninggalkan kerumunan ramai tersebut lalu segera berjalan kembali ke apartmentnya. Dan sesuatu yang familier menangkap kedua matanya. Lagi-lagi pria itu menghela napas lega. Sangat panjang sekali. Kedua kakinya berhenti di depan pintu minimarket yang berada tepat di sebelah apartmentnya.

Dia hendak masuk, tetapi tiba-tiba dia menahan langkahnya. Noel lebih memilih untuk berdiri di depan minimarket dan menatap wanita itu melalui kaca. Senyum tipis terbit di wajahnya ketika wanita itu bejalan sembari menundukkan kepala dalam. Tidak sekali dua kali langkahnya terlihat oleng dan dia menubruk beberapa orang di sebelahnya. Masih dengan menundukkan kepala, wanita itu melayangkan tangan untuk meminta maaf.

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang