CHAPTER 38

12.2K 650 10
                                    

Kedua mata indah itu terpaksa untuk terbuka melalui suara deringan ponselnya yang tidak berhenti-henti menyanyi dari tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua mata indah itu terpaksa untuk terbuka melalui suara deringan ponselnya yang tidak berhenti-henti menyanyi dari tadi. Wanita itu mengernyitkan dahinya dengan kedua mata yang masih memejam. Tubuhnya mulai bergerak dengan tangan yang meraba-raba sekitar kasurnya untuk mencari keberadaan ponsel tersebut.

Tangannya berhasil menggapai ponsel tersebut. Kepalanya berputar hebat dengan perut yang seperti dikoyak-koyakkan. Dia mengangkat panggilan tersebut, "Halo?" tanyanya dengan suara serak.

"Thea! Jangan bilang kalau lo baru bangun?!"

Mendengar suara Nara yang terkejut, Thea berdecak. "Gue kan sudah bilang kepada lo untuk mengosongkan jadwal gue selama satu minggu ke depan Nara!"

"Iya. Tapi masalahnya bukan itu sekarang, Thea!"

Selama satu tahun terakhir ini, Thea akhirnya tinggal sendirian setelah menghabiskan waktu bersama Eric. Dia sudah tidak tahan lagi kalau harus tinggal bersama Papanya itu. Maka dari itu, dengan bakat merayu dan tatapan melasnya, Thea berhasil membujuk Papanya untuk melepaskannya agar tinggal sendiri.

Tapi tetap saja, kebiasaan lama Nara yang akan mendatangi apartmentnya setiap pagi akan berlangsung lagi. Sepertinya gadis itu sedang dalam perjalanan ke apartmentnya. "Thea! Sekarang lo lebih baik berbenah diri deh. Gue yakin habis mendengar apa yang gue kasih tau ini, lo bakal terkejut!"

"Ada apa sih?!" Thea jadi kesal sendiri karena Nara terlihat berbelit-belit dengan kalimatnya.

"Kontrak lo dengan Serenity Production itu lho! Diputusin begitu aja, Thea!"

Kedua mata itu langsung terbuka lebar. Thea langsung duduk tegak di atas kasur besarnya. Kalau saja Nara ada di sana sekarang, dia pasti langsung mengiris akibat melihat ekspresi Thea yang begitu tidak santai.

"What?!" Thea langsung bangkit dari kasurnya. Siapa yang berani membuatnya muring-muring sepagi iniㅡoh tunggu dulu. Thea melirik jam di dinding lalu memejamkan kedua mata kesal ketika menyadari kalau matahari sudah berdiri tinggi-tinggi di langit sana.

"Oke, Nara! Gue nggak terima ditolak kayak gini! Biar gue yang kasih pelajaran ke perusahaan kampung itu!"

Tut.

Thea langsung memutuskan panggilan tersebut begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Dia memegang kepalanya lalu meremas rambut kesal. Sial! Seharusnya dia yang menolak kontrak tersebut!

Wanita itu memutuskan untuk mengganti pakaiannyaㅡyang terlihat seperti gembelㅡdan memakai penyamaran seadanya tanpa membersihkan diri. Dia tidak mau membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna. Tujuannya sekarang adalah datang ke perusahaan tersebut lalu mencaci CEOnya dan kalau bisa dia mau menendang wajahnya dengan ujung stiletto tajamnya tersebut.

Thea mengendarai mobilnya dengan kesal. Dan tanpa perlu membutuhkan waktu, dia sudah sampai di perusahaan tersebut. Dengan menggebu-gebu, kedua kakinya langsung melangkah ke arah resepsionis.

In Your ArmsWhere stories live. Discover now