CHAPTER 8

13.6K 696 3
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya dulu sebelum baca!

Kalau kalian suka ceritanya juga jangan lupa dishare yang banyak ke temen-temen kalian!

Pardon me it there are any typos on them!

"Bukan seperti itu caranya berciuman, Althea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan seperti itu caranya berciuman, Althea."

Thea bisa merasakan kalau seluruh inderanya berhenti bekerja. Termasuk jantungnya yang tiba-tiba saja berhenti berdetak. Dia membelalakkan kedua mata dan tubuhnya seperti disengar luar biasa ketika pria itu kembali menempelkan bibirnya pada bibir Thea.

Sekejap semua yang ada di sekitarnya mendadak berhenti berputar. Dia memejamkan kedua matanya ketika Noel menggigit bibir dalamnya untuk memberikan dia akses agar bisa mengeksplorasi mulut Thea lebih jauh. Thea membuka mulutnya, dan Noel langsung menjajalkan lidahnya ke dalam mulut wanita tersebut.

Merasa kalau masih butuh untuk bernapas, Thea memukul dada Noel untuk memaksanya agar segera menyelesaikan ciuman ini. Diakhiri dengan sesapan panas dan panjang, akhirnya Noel pun melepaskan ciuman dalamnya. Kedua matanya menatap Thea tajam dan wanita itu untuk sementara masih setia dalam keadaan melongo di tempat.

"Sudah mengerti?" bisik Noel di dekat telinganya. Lalu Thea memejamkan kedua matanya ketika merasakan napas berat Noel di dekat tubuhnya. "Jangan pernah mencium pria lain selain seperti itu selain dengan saya, Althea." Dia mengangkat tubuh Thea lalu mengembalikan posisi mereka seperti semula.

"Lo ... gila ya?" tanyanya dengan tidak percaya. Thea memegang bibirnya lalu menatap Noel dengan pandangan menyelidik. "Gue belum pernah berciuman!!!" pekiknya dengan keras.

Noel menyeringai. "Oh jadi saya yang pertama?"

Mendapati kalau Noel menatapnya dengan tatapan merendahkan, Thea langsung mengeraskan wajah. "Gak! Gue pernah ciuman sama banyak cowok ya! Lihat saja sana di internet lo pasti bisa menemukannya banyak. Dan lo tahu apa? Ciuman lo payah banget."

Bohong sekali, Thea.

"Masa?" Noel menaikkan sebelah alisnya dan menatap Thea dengan sinis. Raut merendahkan itu masih setia pada wajahnya.

"Iya!"

"Kalau begitu kenapa muka kamu merah seperti itu?"

Thea spontan memegangi kedua pipinya yang memerah. Dia mengerjapkan kedua mata lalu berdeham keras. "Gue kan pakai blush on! Ya pantes dong kalau pipi gue merah."

Tatapan Noel turun pada bibir wanita itu. Lalu dia menatapnya lama, sampai membuat Thea merinding. Lantas dia menggunakan kedua telapak tangannya untuk menutupi bibirnya. "Kenapa lo lihat-lihat bibir gue? Lo gak mungkin mau mencium gue lagi, kan?" tanyanya dengan tatapan menuduh.

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang