CHAPTER 11

14.7K 820 37
                                    

Pardon me if there are any typos on them!

Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca!

Share ke temen2 kalian kalau kalian suka cerita ini!

Terimakasih!

Noel mengamati Thea yang keluar dari kamarnya dengan langkah canggung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Noel mengamati Thea yang keluar dari kamarnya dengan langkah canggung. Kedua matanya tidak bisa lepas dari kaos oblong dan celana kain panjang yang terlihat sangat kebesaran pada tubuh Thea. Sekilas, bayangan tubuh polos wanita itu melintas lagi dalam pikirannya. Noel segera menggelengkan kepala kuat untuk mengembalikan pikirannya menjadi bersih.

"Gue laper." Thea duduk di sebelah Noel. Lalu dia melirik pria itu dari samping. "Masakkin gue makanan."

"Kalau kamu lapar, kamu bisa kembali ke rumah kamu sendiri, Althea." Bak seperti kuman yang harus dihindari, saat wanita itu duduk di sebelahnya Noel langsung mematikan televisi lalu bangkit dari tempat.

"Lo gak liat sekarang jam berapa?" tanyanya dengan kedua mata yang melotot dan wajah sewot. Keduanya menatap jam yang terpasang di atas televisi. Jam lima pagi. Lalu dia memegangi kepalanya. "Kepala gue juga sakit. Di rumah gue gak ada makanan. Gue gak bisa masak."

Noel menghembuskan napas panjang. "Kamu kira saya juga bisa memasak?" tanya Noel dengan tidak kalah sewot. Lalu dia menarik napas panjang. "Kamu kan bisa pesan lewat online, Althea."

Thea menaikkan kedua kaki di atas sofa lalu melipatnya. Kedua tangannya sudah bersedekap, dan dia tersenyum segaris. "Begini Noel, biar gue yang menjelakan kepada lo." Dia memulai penjelasannya dengan kedua mata yang menatap Noel datar. "Lo itu kan pengawal gue. Jadi singkatnya, gue itu bos dan lo itu babu. Gue berhak suruh-suruh lo, kan. Dan tugas lo adalah selalu melindungi gue kemanapun gue berada. Jadi, melindungi gue supaya gue tidak kelaparan adalah tugas lo juga. Oke?" Dia langsung menarik napas panjang begitu mengakhiri penjelasannya. "Lagipula, Noel. Ini kan rumah lo. Gue adalah tamu. Jadi lo harus memperlakukan tamu lo dengan baik dong! Mana etika lo?"

"Kalau kamu mau protes kenapa saya membawa kamu ke rumah saya, saya sudah mencoba untuk memasukkan kode sandi apartment kamu Althea. Tapi salah. Apa kode sandi kamu yang baru, beritahu saya sekarang."

Thea melotot. "Enak aja lo mau tau. Itu kan privasi gue! Gue udah ganti lah kode sandi apartment gue ketika gue tau kalau lo juga mengetahuinya."

"Kalau begitu jangan salahkan saya yang membawa kamu ke dalam rumah saya. Kamu sendiri tidak memperbolehkan saya untuk mengetahui kode sandi apartment kamu."

Thea masih tidak mau kalah. "Tapi gue kan bos lo. Lo harus melindungi gue!" Kedua matanya beradu tajam dengan Noel. "Omong-omong, kenapa pergelangan tangan gue lo ikat kemarin? Memang apa yang gue lakukan sampai lo mengikat tangan gue?" tanyanya sambil menatap Noel dengan curiga. "Ada beberapa kissmark juga di leher gue. Jangan bilang lo yang melakukan semuanya?" Dia mulai memicingkan kedua mata dan menunjuk wajah Noel dengan tajam.

In Your ArmsWhere stories live. Discover now