CHAPTER 35

11.7K 627 6
                                    

Maafkan aku karena super telat update

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Maafkan aku karena super telat update. Aku ada acara keluarga dan agak sibuk beberapa hari ini. Sebagai ganti minta maaf, aku akan update dua kali hari ini yo😳

Beberapa hari setelah Noel masuk ke dalam kamar Thea, wanita itu akhirnya membuka kedua mata dan kembali sadar. Dan seperti janji Noel kepada Eric, pria itu benar-benar meninggalkan Thea di sana.

Eric menggenggam tangan Thea erat. Dia bahkan sampai meneteskan air mata saat melihat anaknya sudah membuka kedua mata setelah tertidur satu minggu lebih.

Thea merasakan banyak orang yang ada di sekelilingnya. Dia menolehkan kepalanya ke samping kanan lalu mendapati wajah Eric yang menatapnya penuh haru. Sedangkan di samping kirinya, ada Ben, Nara, dan Hariadi yang sedang menatapnya dengan khawatir. Lalu saat dia mengalihkan tatapannya ke depan dia mendapati seorang pria berjas putih dengan beberapa perawat di belakangnya.

Kedua matanya masih menoleh ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari seseorang yang dia butuhkan sekarang. Keningnya berkerut, karena tidak mendapatinya di mana-mana. "Princess, bagaimana keadaan kamu sekarang?"

Thea mengerjapkan kedua mata dua kali saat mendengar pertanyaan Eric. Dia menoleh lalu menarik napas panjang. Wanita itu ingin berbicara, tetapi suaranya tercekat. "Mi .. num." dia meminta kepada Eric dengan pelan.

Setelah menegak air putih itu sampai kandas, dia memejamkan kedua matanya sambil menarik napas. "Noel di mana?" tanyanya pelan. Lalu dia membuka kedua matanya dan menatap Eric dengan manik bulat.

"Noel?" Eric agak bingung dengan pertanyaan Thea. "Princess, kamu baru saja bangun. Lebih baik istirahat dulu."

"Noel sedang bekerja?" tanya Thea dengan cepat. "Di mana Noel? Suruh dia masuk ke sini sekarang."

"Thea. Lebih baik kamu tidur dulu. Keadaan kamu masih belum benar-benar pulih."

"Noel sedang pergi ya?" tanyanya kepada Ben dan Nara yang ada di samping kiri. Dia memejamkan kedua matanya lalu membaringkan tubuhnya lagi. "Nanti kalau dia sudah datang, suruh masuk ke sini," ucapnya lagi tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya.

Thea mulai curiga dengan situasi ini. Sudah dua hari sejak dia siuman, dan Noel belum juga muncul di hadapannya. Dia menatap Nara dengan sewot. "Pengawal gadungan gue kok nggak dateng-dateng?!" tanyanya tidak santai. Dia menolehkan kepala ke arah pintu kamarnya lalu mendesah panjang. Tetapi ada tatapan sendu ketika menatap pintu itu, karena dia masih berharap kalau sosok itu akan muncul di sana. "Awas aja gue bakalan memgomelinya habis-habisan saat dia datang nanti. Benar-benar tidak becus saat bekerja!"

Nara hanya meringis saat mendengar seruan tegas Thea. Alhasil yang dia lakukan hanyalah mangut-mangut tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. "Kapan gue bisa pulang?!" Thea meremas rambutnya frustasi. Wanita itu menatap Nara dengan bibir yang mengerucut. "Gue mau pulangggg!"

In Your ArmsUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum