Ch 01 : This is for you

602 64 151
                                    

Rumah sakit tampak sibuk seperti biasanya. Meskipun jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, suasana disini terasa ramai.

Dokter dan para perawat yang sedari tadi bolak-balik membawa brankar dorong. Ruang tunggu yang dipenuhi pasien sedang menunggu gilirannya untuk dipanggil.

Presdir Kim, pemilik dan sekaligus dokter di rumah sakit ini, tampak kewalahan dengan berkas-berkas milik pasien di mejanya saat ini.

"Hhhh..." hela nafasnya sekaligus memijat pangkal hidungnya.

"Harus ku apakan berkas-berkas ini.." gumamnya yang sudah pening daritadi dirinya.

Cklek!

Terdengar suara pintu ruang Presdir terbuka.

"Presdir Kim, ini dokumen hasil autopsi ny. Park." Ucap seorang namja setelah memasuki ruangan sang Presdir.

"Ah iya, tentang autopsi ny. Park, kau yang tangani dan jika sudah selesai berikan pada Detektif itu. Aku akan menyelesaikan ini." Jawab Presdir Kim dengan membuka pintu pergi ke ruang rapat.

"T-Tapi, Pres──

Brak!

Pintu ruangan tersebut tertutup.

"Aku tidak ingin menemui Detektif itu lagi." Keluhnya yang harus menerima suruhan Presdir.

"Hhh..." hela nafasnya.







*.·:·.✧ ✦ ✧.·:·.*





L

ain tempat lain pula suasananya, rumah yang seharusnya di tinggali 5 anggota keluarga itu terasa sepi. Sekarang, hanya dirinya lah sendirian di tengah kesunyian rumah yang leluasa ini.

Anak bungsu itu tampak sibuk dengan alat musik di sekelilingnya. Gitar dan piano adalah andalannya. Kertas sudah berserakan di sekitarnya.

"Aish! Bukan begini!"

Salah, coret, buang. Itu yang sedari tadi ia lakukan. Jika ia dilanda kebosanan, ia akan melakukan hobinya. Yaitu membuat musik, anak bungsu ini suka sekali dengan musik. Baginya, tanpa musik sama saja makan tanpa nasi, tak kenyang, tak lengkap.

Kertas bekas coret-coretan nya sudah menumpuk layaknya gunung. Ia tak menyerah, masih dilanjutkannya aktivitas tersebut.

"Ah iya benar begini!" Ocehnya dari tadi jika menemukan nada yang pas. Dipetiknya senar gitar itu, sampai tiba-tiba──

"BEOMGYU! DIMANA KAU?!" terdengar suara seseorang dari luar kamarnya.

Brak!

Terdengar suara pintu yang di buka dengan dorongan emosi. Sang pemilik kamar pun terkejut karena suara itu. Padahal, hampir setiap hari ia mendengar suara itu, tapi tetap masih terkejut saja.

"Apa sih noona?! Biasa saja bukanya bisa tidak sih? Ngagetin mulu tau ga?! Rusak itu pintu kamar ku nanti!" Beomgyu sang pemilik kamar itu. Dan dia yang barusan marah pada lawan bicaranya.

"Ehee.. iya-iya maaf. Kau disini saja ya noona mau berangkat." Noona yang merasa bersalah pun meminta maaf.

"Ck! Kalo cuma pamit saja, chat juga bisa 'kan? Kenapa harus dobrak pintu kamar ku." Beomgyu yang masih tersulut emosi.

"Iya-iya maaf. Kan noona mu ini sudah minta maaf adik keciiiill, hehehe"

"Aku sudah SMA ya, masih saja memanggilku seperti itu. Ya sudah sana berangkat, aku mau melanjutkan ini."

"Hm? Mwo ya?" Noona nya yang penasaran pun mendekati adik satu-satunya itu. (Apa itu?)

"Gausah liat-liat. Sudah sana berangkat." Suruh Beomgyu sambil mendorong noona nya itu.

"Aish! Galak bener punya adek. Ya sudahlah aku berangkat. Ah iya, Beomgyu-ya sepertinya noona akan menginap disana. Karena ada satu kasus yang harus diselidiki lebih dalam. Jadi ya, kau akan sendiri lagi dirumah." Jelas noona nya sebelum berangkat.

"Ya sudah. Mau bagaimana lagi? 'Kan sudah biasa aku sendiri di rumah." Jawab Beomgyu masih menatap note lagu di kertasnya. Lalu tersenyum miris setelahnya.

Noona yang mendengar jawaban Beomgyu menghela nafasnya.

"Hhhh... tak habis pikir aku sama rumah ini. Ini rumah atau kuburan sih? Sepi sekali seperti tak berpenghuni."

Beomgyu yang mendengar ocehan noona nya tertawa kecil.

"Hm.. sudahlah noona. Cepat berangkat. Setiap hari aku mendengar ocehan mu itu."

"Ya mau bagaima── hmmphhh!"

Sebelum si noona berisik dengan ocehannya, Beomgyu segera membungkam mulut noona nya dengan bantal disampingnya.

"Berisik haduh! Kapan berangkatnya kalau kau mengoceh mulu bakpao." Bakpao adalah panggilan noona nya dari Beomgyu. Karena pipinya yang kelebihan lemak mirip bakpao katanya.

"Hhhh! Iya-iya aku berangkat! Beruntung masih bisa bernapas. Sudah lah! Bye!"

Setelah noona pergi dan keluar dari kamar Beomgyu, rumah terasa sepi, lagi. Dan Beomgyu kembali berkutik dengan gitar kesayangannya.






*.·:·.✧ ✦ ✧.·:·.*









Jari-jemariku selalu gemas ingin update next chapter hshshshshs

Jangan lupa tinggalkan jejak
Thank u, next?~

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationWhere stories live. Discover now