Ch 09 : Same person?

94 32 74
                                    

Anggota Divisi Kejahatan Kekerasan squad 3 telah kembali dari ILFN. Setelah Dokter Jung memberikan sebuah sketsa, mereka langsung tersadar siapa orang dibalik kasus ini. Dengan segera mereka kembali ke kantor, tempat mereka menyelesaikan semua kasus yang sudah mereka tangani.

"Wah, aku tak menyangka kita akan mengulang kasus ini."

"Bukan mengulang Sung, kita saja baru bergabung dengan Divisi ini. Baru menginjak dua tahun dan kasus ini sudah lima tahun lamanya, lalu Komisaris Polisi Kang menutup kasus ini. Karena ya, sesuai dengan yang kalian tahu, Polisi dan Detektif yang menangani kasus ini telah menemukan tersangkanya. Dan ia sudah menjadi mayat."

"Ah! Setiap mendengar kasus ini, apa kalian tidak merasa janggal? Misalnya pada tersangkanya. Tiba-tiba ia ditemukan mati tergeletak dengan beberapa butir obat ditelapak tangannya. Dan wajahnya yang..." Hyunjin menggantung kalimatnya.

"Seperti disiram dengan Asam hidroklorida. Ya, sesuai dengan yang kalian tahu, Asam hidroklorida itu sangat berbahaya, jika terkena kulit bisa terbakar. Ah, dan mayat yang diduga Im Jaebum itu wajahnya terkena Asam itu. Ya, aku paham maksudmu Hyunjin. Sebenarnya sejak ditutupnya kasus ini, masih terasa janggal menurutku. Setiap aku mendengar dan melihat berita ini di TV, entah saat berangkat ataupun pulang sekolah, selalu saja ada yang mengusikku seolah-olah berita yang ditayangkan itu palsu."

"Haha, sepertinya, jiwa Detektif ku sudah muncul sejak aku SMP." Lanjut Detektif Kim dengan mengingat masa lalunya.

"Ya, Naya-ya. Kau sama sepertiku, aku juga selalu merasa begitu setiap mendengar berita ini. Ah! Kalian tahu? Bahkan aku sudah berniat begini, jika aku sudah menjadi Detektif nanti, aku sangat ingin memecahkan kasus yang mengusikku sejak SMP ini. Apa kalian tidak begitu?" Jelas Detektif Hwang yang mendapat anggukan dari mereka.

"Sudah sudah. Berhenti membahas masa lalu. Sekarang kita harus membuka kasus ini? Atau... kita selidiki saja diam-diam?" Ucap Detektif Lee menatap koleganya ragu.
(Kolega: rekan)

"Menurutku, kita telurusi saja kasus ny. Park dahulu, baru jika menemukan kejanggalan yang terkait dengan kasus kriminal Im Jaebum, kita... selidiki dengan diam. Diam berarti bertindak. Bertindak mencari bukti tentunya. Jadi nanti kita mudah memberitahu atau meminta izin Komisaris untuk menelusuri kasus ini lagi." Jelas Detektif Seungmin yang baru saja duduk ditempatnya setelah melihat dan membaca kasus kriminal Im Jaebum.

"Wah... yeoksi! Kim Seungmin! Kau memang Detektif sejati!" Ujar Detektif Han yang kini memberi kedua jempolnya kepada koleganya itu. (Sudah kuduga.)

"Geundae... jika Komisaris mengetahui kegiatan kita selagi menyelidiki kasus Im dengan diam-diam bagaimana? Ah! Kita juga harus meminta izin pada Letnan Lee pimpinan kita, tapi aku sendiri yakin Letnan Lee akan menyetujuinya." Jelas Detektif Kim yang mulai sedikit ragu dengan penjelasan Detektif Seungmin. (Tapi...)

"Ah! Aku setuju dengan pendapat Naya, kita harus izin dahulu pada Letnan──"
ucapan Felix terpotong sebab tiba-tiba orang yang dimaksud datang memasuki Kantor mereka.

"Letnan? Saya? Ah, maaf aku mengganggu diskusi kalian. Aku datang kesini karena ingin melihat kemajuan kalian, sudah memasuki seminggu ini. Ah iya, aku tadi melihat mobil Detektif Hwang di parkiran, aku berpikir kalian ada disini, geureonikka aku kemari datang menghampiri kalian. Jadi bagaimana? Apa kalian tidak membutuhkan bantuan? Sedikitpun?" Jelas sekaligus tanya Letnan Lee menatap squad 3 dihadapannya kini. (Maka dari itu)

Mereka yang ditatap tampak bingung, beruntung Detektif Kim langsung sadar, "ah ne, Letnan Lee. Kami membutuhkan bantuanmu. Igeo.." ucapnya lalu memberi sketsa Im Jaebum pada Letnan Lee. Letnan Lee tampak terkejut, mengapa tiba-tiba ada sketsa Im Jaebum pada kasus ny. Park? Pikirnya. (Ini..)

"Ige mwoya? Kenapa tiba-tiba ada Im Jaebum disini?" Tanyanya dengan mata menyalang. (Apa ini?)

Detektif Seungmin mencoba menjelaskan semuanya, yang berawal dari ditemukannya berlian ny. Park yang ditemukan oleh Felix, lalu mengapa sketsa tersangka Im berada dikasusnya. Sekaligus mereka meminta izin padanya untuk menelusuri kasus ini yang mulai rumit, karena memang Letnan Lee juga ikut berpartisipasi menangani kasus ini dengan Komisaris Kang yang juga masih menjabat 'Detektif' pada saat itu.

"Jadi bagaimana, Letnan? Kami sangat membutuhkan bantuanmu, dan sesuai dengan yang Letnan tahu kalau──" untuk yang kedua kalinya, ucapan Detektif Lee atau yang akrab disapa Felix ini terpotong lagi, dengan orang yang sama.

"Baiklah. Aku akan mengizinkan sekaligus membantu kalian. Dan... mencoba merahasiakannya dahulu pada Komisaris Kang." Ucap Letnan Lee final, yang membuat squad 3 senang sekaligus berpelukan disana.

"Kamsahabnida, Letnan Lee! Kami akan lebih bekerja keras!" Ucap mereka kompak lalu memberi hormat pada pimpinan mereka. Letnan Lee pun membalasanya dan mereka masih tertawa senang.

"Yeoksi! Uri Letnan Lee! Saya akan mentraktir Anda jika kasus ini selesai dengan cepat nanti!" Ucap Detektif Han tiba-tiba.

Letnan Lee yang mendengar tertawa lalu cakap, "baiklah baiklah, kau harus menepati janjimu Detektif Han. Ah, selesaikan saja kasus ini dengan benar, jangan merasa terburu-buru. Meskipun nanti berujung aku yang memaksa kalian cepat, ahahaha!" Sontak mereka pun ikut tertawa mendengar obrolan rekannya dan pimpinan, Detektif Han dengan Letnan Lee tersebut.

── ── ──

Bulan sudah menampakkan dirinya, terlihat begitu bulat dan cerah secara bersamaan. Dengan disekelilingi ribuan bintang yang menemani sekaligus ikut menyinari sunyinya malam yang berkabut ini.

"Huh... kenapa mendadak dingin sekali?" Gumam Detektif Kim sesaat keluar dari kantornya, mencoba menghirup udara segar. Tiba-tiba ia teringat dengan pemberian Dokter Choi, ia pun kembali masuk hanya untuk mengambil itu.

"Ah, hampir saja aku lupa." Sesudah mengambilnya, ia pun mencari tempat duduk yang nyaman disekitar Kantor Polisi itu.

"Eung? Mwoya ige?..." (Apa ini?...)

Drrtt drrtt

Disela-sela ia bingung dengan benda dipangkuannya kini, tiba-tiba ponselnya bergetar. Lantas ia memasukkan tangannya pada saku jaket yang ia kenakan. Melihat nama yang tertera pada ponselnya, ia mengernyit dan bergumam, "kenapa pas sekali?"

"Yeoboseyo?" (Halo?)

"..."

"Eung? Naeil? Kabjagi?" (Besok? Tiba-tiba?)

"..."

"Eum... okay, akan aku usahakan. Geundae─"

"Okay! See you tomorrow, Kim Naya!" Seseorang diseberang memutuskan sepihak, Naya yang tidak sempat bertanya hanya bisa menggerutu saja, "aish! Selalu saja ia yang memutuskan sepihak. Hhhh.... kenapa tiba-tiba ya? Yang dimaksud Dokter Jung tidak benar 'kan? Semoga..." ocehnya sendiri dengan masih menatap benda yang masih setia berada dipangkuannya kini.












*.·:·.✧ ✦ ✧.·:·.*












Maafkan aku bapak Im :3
.
.
.
.
.
.
.
Don't forget to click this button (⭐) -!!
And say something in here (💬) -!!
Thankseu♥
-re⛄

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationWhere stories live. Discover now