Ch 17 : Danger!

55 16 41
                                    

Sepi. Senyap. Lagi.

Saat kedua orang tua dan kedua kakaknya disibukkan dengan pekerjaanya, Beomgyu merasa bosan di rumah.

Dahulu, sebelum kedua kakaknya bekerja, jika bosan ia akan mendatangi kamar mereka, lalu menjahili dan bermain dengan mereka. Tapi sekarang, sedikit demi sedikit telah berubah. Dulu seakan-akan waktu bukanlah segalanya bagi mereka. Tapi kini, waktu sangat penting bagi mereka. Dulu, bermain bisa kapan saja, dan hanya kata bermain yang mereka kenal. Tapi sekarang, bertemu saja menunggu sempat. Jika ada waktu mereka akan bertemu, itupun terkadang hanya mengobrol saja.

"Hhhh... sudahlah. Lebih baik aku keluar. Sesak sekali di rumah." Gerutunya.

Ia memutuskan untuk keluar rumah. Sekedar jalan-jalan, menyegarkan pikiran. Ia mengenakan hoodie abu-abu dan celana jeans hitamnya. Tak lupa, membawa gitar beserta tasnya, dan beberapa alat tulisnya. Tiba-tiba ia berubah pikiran, kenapa tidak sekalian mencari inspirasi saja? Pikirnya.

Sudah cukup jauh ia berjalan dari rumah, akhirnya ia menemukan tempat yang menurutnya cocok untuk menenangkan pikiran sekaligus mendapatkan inspirasinya. Di sini, taman kota Seoul, ia terduduk dihamparan rerumputan yang terlihat sangat menyegarkan mata.

Ia mulai menjetikkan jari jemarinya pada senar gitar dan menyenandungkan irama. Selagi ia melakukan itu, siluetnya menangkap sesosok yang familiar. Kedua matanya membelalak, sesosok yang ia kenal dalam situasi berbahaya.













*.·:·.✧    ✦    ✧.·:·.*









Sudah begitu lama kedua Detektif ini belum beranjak dari kursinya. Mereka masih mengintai keberadaan tersangka dari dalam kedai. Lalu tak lama salah satu dari mereka berdiri.

"Mau ke mana?"

"Aku coba cek dulu, mungkin saja nanti ada sesuatu."

Lantas, Detektif itu pergi sebentar meninggalkan rekannya. Ia keluar, sesampainya diambang pintu, ia hanya mengeluarkan kepalanya saja.

Rekannya yang melihat kelakuan temannya itu menggeleng-gelengkan kepalanya seraya bergumam, "hm.. sudah seperti rumah sendiri ya? Beruntung tak ada yang melihatmu dengan curiga. Hhhh... pasti mereka menganggapmu sedang bermain-main, Sung." Gumamnya yang tak mungkin didengar temannya itu. Ya, karena jarak mereka yang cukup jauh.

Saat salah satu Detektif yang masih setia dengan kursinya itu, melihat temannya nampak sedikit gusar. Ia nampak sedang menelpon seseorang, setelah itu ia datang menghampiri rekannya yang masih terduduk dan memandanginya.

"Naya, ayo keluar." Ucapnya lalu ia menghampiri kasir untuk membayar makanannya. Sang empu yang dipanggil itu mengikuti dibelakangnya.

"Ke mana, Sung? Ada apa? Kau tadi menelpon siapa? Kenapa kau tampak gusar? Apa yang kau lihat tadi?" Tanyanya yang merasakan tampak ada sesuatu itu.

"Ne~ kamsahabnida, ahjumma." Ucap Jisung pada ahjumma pemilik kedai itu.

"Kajja." Ucapnya lagi lalu menarik tangan Naya.

Sesampainya di luar kedai, Jisung mulai menjelaskan rasa penasaran Naya.

"Jadi begini, tadi aku melihat seseorang yang mirip sekali dengan tersangka Im. Lalu ia masuk dalam kedai yang dimaksud Seungmin kemarin. Dan tadi, aku juga sudah menelpon Seungmin dan yang lainnya untuk kemari."

"Nah, sekarang kita tunggu mereka di dalam mobilku. Selagi menunggu tersangka Im itu keluar. Kita pantau mereka dari sana." Jelasnya lagi lalu menarik tangan Naya menuju mobilnya. Naya hanya mengikutinya saja.

Sudah 30 menit, mereka belum datang juga. Sudah 30 menit pula, orang yang mereka pantau tak keluar dari kedai 'Chicken Jeon' itu.

"Hhhh... semoga saja mereka datang sebelum tersangka Im keluar." Gerutu Naya yang sudah tak sabaran.

"Kau lelah atau sudah tak sabar? Tunggu sebentar lagi, pasti mere──"

"Nah! Itu mobil Seungmin!" Sahut Naya saat melihat mobil temannya telah sampai tempat tujuan. Ia pun lekas turun, lalu disusul Jisung.

"Bagaimana?" Tanya Detektif Seungmin setelah turun dari mobilnya juga. Dua penumpang lainnya juga segera menghampiri Detektif Kim dan Detektif Han itu.

Saat Jisung menjelaskan apa yang sedang terjadi, Detektif Lee tiba-tiba berceletuk.

"Ya! Ya! Itu bukan orangnya?" Tanyanya yang netranya masih menatap orang yang ia maksud.
Mereka yang ditanya langsung mengikuti arah mata Felix.

"Plan B. Tiga dari kita ada yang mengikuti tersangka Im. Lalu sisanya masuk ke dalam kedai itu, kalian tahu 'kan harus berbuat apa?" Jelas Detektif Seungmin yang diangguki 4 koleganya itu.

"Baiklah. Kalau begitu, biar aku, Jisung, dan Felix yang mengikuti tersangka Im. Kau dan Hyunjin yang mengurus Jeon itu." Jelas Naya. Lalu mereka beranjak pergi, ke tugas masing-masing.

Saat mereka bertiga mengikuti tersangka Im, sialnya tersangka Im itu melewati kerumunan orang yang sedang menyebrang. Firasat Naya tidak enak, seperti ada yang mengganjal.

"Sepertinya ia tahu kita sedang mengikutinya." Ucap Naya pada kedua rekannya yang berada di sampingnya kini.

"Benar, aku juga merasa seperti itu." Sahut Felix yang netranya masih terfokuskan pada objeknya.

Beruntungnya mereka tak kehilangan jejak. Tersangka Im itu kini memasuki taman kota Seoul. Lalu tiba-tiba ia menarik seseorang dan mengalungkan tangannya pada leher orang itu. Dan tak lupa dengan belatinya. Jika bergerak sedikit saja, pasti belati itu sudah menorehkan tintanya.

"Berhenti! Atau aku bunuh wanita ini." Ucapnya masih dengan posisi yang sama.

Mereka bertiga dan orang-orang di sekitarnya tentu terkejut melihat kejadian di depan mata mereka. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berteriak meneriakan sebuah nama.

"PARK ARA!"















*.·:·.✧    ✦    ✧.·:·.*














Don't forget to click this button (⭐) -!!
And say something in here (💬) -!!
Thankseu♥
-re⛄

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationWhere stories live. Discover now