Ch 03 : On duty

182 39 41
                                    

"Detektif Kim, bagaimana? Apa kau sudah menemukan sebab kematian ny. Park?"

"Masih belum, Pak. Ini kami sedang mencari di TKP. Sedari tadi masih belum ada tanda-tanda. Kurang lebih hanya ada jejak-jejak kaki disini──

"Detektif Kim! Cepat kemari! Aku menemukan sesuatu!" Terdengar sebuah teriakan yang memanggil Detektif Kim saat sedang melangsungkan panggilan dengan kepala Yuridiksinya.

"Ah, maaf, Pak. Sepertinya Hyunjin menemukan sesuatu. Nanti akan saya kabari lagi jika menemukan sebuah clue."

"Ah.. okay-okay. Baiklah. Lanjutkan misi kalian. Dan tentunya segera selesaikan kasus ini."

"Baik, Pak. Terimakasih sudah mempercayai kami dengan memberi kasus ini. Kami akan bekerja keras."

"Aku tahu itu. Aku tidak salah orang. Kasus ini harus diselesaikan dengan orang-orang seperti kalian. Kerja kalian cepat, hampir mendekati ekspektasiku. Baiklah, aku tutup panggilannya."

Tutt...!

"Huuhh.. semoga berhasil." Detektif Kim menyemangati diri sendiri. Dengan segera ia menghampiri rekan-rekannya yang memanggilnya tadi.

"Ada apa? Kalian menemukan apa?" Tanya Detektif Kim pada timnya.

"Ini, Nay. Kita menemukan ini di dekat bekas jasad ny. Park. Kami mengira, sudah pasti ini karena pembunuhan." Jawab rekan Detektif Kim yang diketahui bernama Hyunjin itu.

"Dan benda tajam ini salah satu buktinya. Bercak darah dimana-mana. Ah! Pasti disini ada sidik jari si Pembunuh itu." Sahut laki-laki disamping Hyunjin.

"Okay. Hyunjin, Seungmin kalian yang mengurus bagian sidik jari ini. Aku, Jisung, dan Felix akan mengurus autopsi ny. Park. Ah! Dan jangan lupa, kita tidak boleh gegabah dan meninggalkan satu jejak pun! Kalian tau 'kan, kalau kasus ini sangat penting untuk Divisi kita? Dan Letnan Lee mempercayai kita untuk menangani kasus ini. Kematian ny. Park menggemparkan warga Korea, dan ia adalah salah satu orang yang berpengaruh untuk negara. Jadi kita harus menyelesaikan kasus ini dengan sangat, sangat, sangat detail! Ah! Dan tentu──

"Nay. Iya kita ingat kok. Kau setiap hari selalu mengingatkan itu. Sepertinya aku tahu kenapa adikmu selalu jengah dengar ocehanmu." Sahut Seungmin ditengah ocehan Naya.

"Hehe.. maaf. Aku sudah kelewatan ya? Okay-okay! Ayo kita lanjutkan misi kita! Hwaiting!" Teriak Naya lalu disusul timnya, saling menyemangati.

Sesuai dengan arahan Detektif Kim, yang biasa dipanggil Naya, Hyunjin dan Seungmin sekarang tengah mencoba menghubungi Dokter Jung, yang ditugaskan di ILFN atau Institut Layanan Forensik Nasional. Lalu Naya, Jisung, dan Felix tengah mencari clue di TKP.
Saat sedang dalam pencarian, tiba-tiba benda persegi panjang Naya berbunyi kembali. Diambil benda tersebut dari kantong jaketnya, lalu melihat layar, nama siapa yang tertera disana. Hanya terlihat kerutan di dahi Naya, di jawablah panggilan itu.

"Ada apa?"

"...."

"Harus sekarang? Aku tengah di TKP ini. Apa tidak bisa malam nanti?"

"...."

"Aku juga si─ hhhh... baiklah-baiklah. Aku akan segera kesana. Tunggu 20 menit lagi."

Tutt...!

"Eum.. teman-teman. Aku akan pergi menemui jasad ny. Park──

"Ha?! Kau akan bertemu ny. Park?! Di alam yang berbeda?"

"Hhhh... bisa tidak kau diam, Sung? Ocehanmu sangat tidak jelas." Sahut Felix.

"Apasih? Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti Seungmin? Omonganmu kasar, Lix."

"Bisa tidak kalian diam?! Naya mau pergi ini." Seungmin tersulut emosi.

"Hhhh... kalian ini.. kerja cepat tapi ocehan juga tidak kalah cepatnya. Begini, aku akan pergi ke Rumah Sakit sekarang. Jadi, maaf aku tidak bisa melanjutkan yang disini. Ah! Aku bisa berangkat sendiri, Felix nanti kau balik dengan Jisung ya. Dan Hyu──

"Mobilnya kita bawa. Aku dan Seungmin akan pergi mencari tahu pemilik sidik jari ini. Jadi.. apa kau juga ikut bersama kami? Rumah Sakit dan tujuan kita tidak terlalu jauh. Jadi kami akan mengantarmu dulu, Nay."

"Hm.. baiklah. Aku akan ikut kalian. Turunkan aku di Lobby Rumah Sakit ya."

Naya, Hyunjin, dan Seungmin bergegas menuju mobil lalu berangkat. Ditinggallah mereka berdua di TKP.

"Hhhh.... dosa apa aku di kehidupan sebelumnya? Mengapa aku dengan makhluk tak berakal ini disini sekarang? Apa kesalahanku sampai Engkau hukum dengan bersamanya selama satu hari ini?" Felix dengan dramatisnya.

"Ya! Aku tak sebodoh itu, Lee Felix! Kau ini seharusnya bersyukur, dilindungi dengan makhluk ciptaan Tuhan setampan ini. Bukannya──

"Sudahlah. Tak akan ada habisnya aku berceloteh denganmu." Lelah Felix lalu meninggalkan Jisung sendirian di tempat. Felix pergi kesisi lain, mungkin saja ia menemukan sebuah clue.













*.·:·.✧    ✦    ✧.·:·.*











"Terimakasih."

Dengan segera Naya bergegas ke ruangan yang ia tuju. Menemui salah satu Dokter yang ia kenal. Lebih tepatnya, tugas menangani kematian ny. Park. Ia juga ditugaskan oleh atasannya sama seperti dirinya. Ia juga sudah dipercaya akan kerja kerasnya, sama seperti Naya dengan timnya.

"Kau dimana? Aku sudah di de─ ah... aku melihatmu."

Tutt..!

Dokter itu memustuskan sepihak. Naya berdecak "ck. Tidak sabar-sabarnya."

"Apa kabar?" Tanya Dokter dihadapan Naya sekarang.

"Tidak baik. Kau menyuruhku cepat kemari hanya untuk menanyakan itu? Buang-buang waktuku saja." Jawab Naya ketus lalu membuang mukanya.

"Hm.. ketus sekali dirimu. Ayo masuk." Ucap sang Dokter lalu mengajak Naya memasuki ruang autopsi yang ada disampingnya itu.

"Jadi bagaimana? Sidik jari siapa itu di tubuh ny. Park?" Tanya Detektif Kim sambil melihat kondisi mayat ny. Park yang telah dibekukan.

"Tidak ada. Ini hanya ada sidik jarinya. Aku sudah mencari disetiap sisi tubuh ny. Park, tapi tak satupun aku menemukan sidik jari orang lain selain dirinya. Lihat ini." Jawab sang Dokter lalu memberikan dokumen sidik jari tentang ny. Park.

"Hm.. kenapa tadi aku tak menyuruh Hyunjin Seungmin kesini saja?" Gumam Detektif Kim yang di dengar Dokter itu.

"Apa?" Tanyanya.

"Hm? Tidak. Eum.. apa boleh memeriksa sidik jari disini selain jasad korban? Maksud ku, tadi rekanku menemukan benda tajam di sekitar bekas jasad ny. Park dan kami tidak tau ada sidik jari disana apa tidak. Jadi──

"Boleh. 'Kan kita sama-sama ditugaskan untuk mencari tau sebab kematian ny. Park. Dan jangan lupa, ini Rumah Sakit orang tuamu." Ucap sang Dokter lalu terkekeh pelan di akhir ucapannya.

"Ck. Jangan bahas itu dong. Jadi bagaimana? Boleh 'kan? Kalau begitu nanti akan ku beritahu rekanku." Ucap Detektif Kim. Dokter itu hanya mengangguk mendengar ucapan Detektif Kim.









*.·:·.✧    ✦    ✧.·:·.*









Don't forget to click this button (⭐) -!!
And say something in here (💬) -!!
Thankseu♥
-re

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationKde žijí příběhy. Začni objevovat