Ch 16 : 고백

62 20 58
                                    

Sekitar 10 menit, makanan yang di pesan Jisung datang. Minuman yang Naya pesan sudah dari tadi datang, bahkan sudah separuh jalan ia meminumnya.

"Joahae." Ucap Jisung tiba-tiba.

"Ohok! Ohok! Ohok!" Naya yang mendengarnya tersedak. Pasalnya, Jisung mengatakannya saat ia sedang meminum colanya. Jisung yang melihatnya langsung memberikan air mineral yang sudah tersedia disetiap meja.

"Cheoncheoni hae." Ucapnya sambil memberikan sentuhan pelan pada punggung Naya. (Pelan-pelan)

Setelah menegaknya, Naya langsung menatap tajam pada oknum di depannya kini. Yang ditatap balik menatapnya, yang tak dapat diartikan.

"Mworago? Aku tidak sal──" Tanya Naya yang kini sudah menatapnya dengan bingung. (Apa katamu?)

"Joahae." Jawab Jisung yang masih menatap Naya dengan tatapan tak dapat diartikan.

"Mwo?..." (apa?...)

"Joahae."

"Ya! Apa maksudmu!? Kau tahu tidak apa arti perkataanmu itu!?" Naya yang mulai emosi karena perkataan Jisung.

"Tentu. Jelas aku tahu artinya. Kalau tidak tahu kenapa aku ucapkan?" Ucapnya lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. Menatap lekat yeoja bermarga Kim itu.

"Joahaeyo, Kim Naya. Saranghae." Ucapnya lagi. (Aku menyukaimu, Kim Naya. Aku mencintaimu)

Naya yang mendengarnya hanya mematung. Ia masih tidak percaya dengan ucapan Jisung barusan. Sikapnya beberapa hari yang lalu sampai tadi pagi masih ia pikirkan. Ia pikir ini adalah tipuan, karena Jisung yang notabenenya suka bercanda dan menjahili teman-temannya, terutama dirinya.

Jisung yang tidak mendapatkan respon mencoba menjelaskannya lagi. "Hhhh..." ia menghela nafasnya terlebih dahulu. "Itu menjawab semua pertanyaanmu. Satu kata itu." Ucapnya

"Kau tahu? Sebenarnya kemarin aku ingin mengatakannya langsung padamu. Saat kita mengobrol di luar Kantor. Tapi aku belum mempunyai nyali sebesar itu."

"Kau pun tahu, lelaki membutuhkan nyali besar untuk mengutarakan perasaanya. Bukan. Bukan hanya lelaki. Seseorang, entah lelaki atau perempuan, seseorang itu akan terus dan terus kepikiran, 'Kapan aku bisa mengutarakannya?' 'Bagaimana respon dirinya saat aku mengatakan yang sebenarnya?' 'Apa ia akan menjahuiku saat aku mengatakan yang sebenarnya?' Pertanyaan seperti itu terus mengiang di otakku."

"Dan sekarang... sebenarnya sebelum aku menjemputmu tadi pagi. Aku sudah memikirkannya. 'Aku akan mengatakannya hari ini.' 'Aku akan menerima semua resiko setelah mengatakannya.' 'Entah aku mendapat kabar bahagia atau sebaliknya.' Aku hanya ingin, kau tidak menunggunya terlalu lama."

"Maaf. Setelah kau menunggu berhari-hari, kau malah mendapatkan jawaban yang tidak kau inginkan. Maksudku, kau mendapatkan jawaban yang aneh, seperti ini. Sesuai yang kau tahu Kim Naya, aku tidak ingin menambah beban pikiranmu. Tapi aku juga ingin menjadi seseorang yang kau bebani, yang kau butuhkan, yang menjadi tempat keluh kesahmu, bertukar pendapat denganmu. Aku bukan orang yang se-romantis itu. Bahkan, sekarang aku mengutarakannya saat di kedai ahjumma Seo─"

Jisung yang belum sempat menjelaskan semuanya tersentak. Bukan mendapatkan jawaban 'iya atau tidak', ia malah mendapatkan respon tawa Naya. Naya tertawa sebab ucapan Jisung diakhir. Ia juga tak menyangka, Jisung yang suka menjahilinya dengan segudang guyonannya, akan mengatakan sesuatu yang sangat bukan dirinya ia kenal.

"Ahaha! Sudah Sung. Aku tak menyangka kau akan mengatakan sebanyak itu. Meskipun aku tahu kau orangnya memang cerewet."

"Aku hanya ingin mengatakan semua yang ada dipikiranku. Dan aku mengatakan semua ini karena aku serius. Aku tidak mau, kau berpikir bahwa sekarang aku tengah membohongimu. Kali ini aku bersungguh-sungguh, Nay. Demi neptunus." Ucap Jisung lalu mengacungkan dua jarinya, menunjukkan angka 2.

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationOnde histórias criam vida. Descubra agora