Ch 14 : Kim's siblings

93 20 36
                                    

Beomgyu tengah menonton acara favoritnya sekarang, sambil memakan tteokbokki buatan sendiri. Resep dari Ibunya beberapa tahun lalu saat ia masih dibangku kelas 1 SMP.

Saat asik tengah memakan sekaligus menonton, pintu utama terdengar seperti di buka. Ia mendongak, melihat siapa yang akan datang, meskipun tidak akan bisa nampak jika orang itu tak melewati ruang tengah terlebih dahulu.

Karena rumah yang terlalu luas, pintu
utama terlihat lumayan jauh dari ruang tengah. Untungnya sang Ayah memasang keamanan yang sangat ketat, jadi saat pintu utama dibuka, di ruangan mana saja akan bisa mendengarnya.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki terdengar. Beomgyu menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu ia pergi sembunyi dibalik tembok pembatas ruang tengah dan pintu utama. Saat orang itu terlihat, ia berencana mengangetkannya dahulu lalu memukulnya, mungkin saja penyelinap, pikirnya.

Padahal sudah ada cctv dan layar lcd yang terpasang di dekat pintu utama dan sisi ruang tengah, 'kan bisa lihat darisana, kenapa harus ambil jalan yang rumit sih oknum Kim Beomgyu?

TAP! TAP! TAP!

Suara itu terdengar makin dekat, lalu 5 menit kemudian--

"KKAMJJAGIYA! YAK KIM BEOMGYU! APA-APAAN SIH KAU!?"

Hampir saja Beomgyu memukulnya dengan tongkat golf yang tersedia di dekatnya, kalau dia tak melihat siapa orang yang datang.

"Mwoya?! Noona?!" Kagetnya saat melihat siapa yang datang.

"Eo! Wae?!" Sahutnya yang masih menetralkan jantungnya.

"Ehehehe... mian." Jawab Beomgyu lalu membungkuk kepada sang noona.

"Ya! Sudah kubilang berapa kali sih kau, 'kan bisa lihat dari sana, kenapa harus mengagetkan orang sih?!" Ucap noona-nya sambil menunjuk letak cctv dan layar lcd yang terpasang.

"Kukira kau tadi pencuri noona, perampok, penyelinap, penjahat, semacam itulah. Ah, dengan aksiku ini, aku bisa menangkap penjahat itu dengan cepat! Kalau melihat di situ dulu terlalu lama." Jawabnya sambil membusungkan dadanya lalu menepuknya perlahan, tanda membangga-banggakan dirinya.

"Iya cepat tertangkap kalau itu pencuri. Kalau cepat mati karena aksimu yang membuat orang bukan pencuri spot jantung bagaimana? Ha? Kau mau tanggung jawab? Dihantui baru tahu rasa kau." Jawabnya dengan pertanyaan retoris. Lalu pergi ke kamarnya meninggalkan Beomgyu.

Beomgyu yang mendengarnya hanya mengerjapkan matanya saja. Membayangkan bila yang dikatakan noonanya itu sungguh terjadi. Lalu ia bergumam, "aish! Tidak! Tidak! Tidak boleh terjadi! Ada-ada saja noona ini, membuat orang kepikiran." Lalu ia pergi dan beralih ke aktivitas sebelumnya.

── ── ── ── ── ── ── ── ── ──

Hari silih berganti, keesokan harinya 3 bersaudara Kim ini sudah berkumpul di meja makan. Imo-nim telah menyiapkan sarapan yang berbeda dari biasanya, karena ini hari Sabtu. Setiap hari Sabtu dan Minggu sekolah Beomgyu libur. Dan karena hari ini 3 bersaudara ini sedang berkumpul, maka dari itu Imo-nim memasak makanan lebih banyak dan masing-masing lauk favorit mereka.

Imo-nim tidak memasak sendirian, pagi buta tadi ny. Sojung membantunya. Lalu tidak sempat ikut sarapan dengan anak-anaknya karena masalah kerja, begitu pula dengan tn. Seokjin pagi buta juga ia pergi ke Rumah Sakit karena masih saja ada berkas yang belum ia selesaikan. Mereka berdua hanya sempat sarapan roti dengan selai coklat dan segelas jus apel, lalu berangkat dengan mobil masing-masing ke tempat kerja. Selalu saja seperti itu.

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationWhere stories live. Discover now