Ch 30 : Alert

46 18 28
                                    

Panggilan dari Ayahnya membuat Naya langsung menuju tempat di mana tamu itu menunggu. Selama perjalanan menuju ruang tamu, Naya sempat berpikir── "jika itu Felix, kenapa appa menyebut 'temanku?' Apa iya yang menungguku sekarang bukan Felix? Kenapa dia sangat lama? Ini sudah pukul 9." Pikirnya.

Saat Naya menampakkan dirinya di hadapan tamu itu, ia terkejut. Karena dugaannya benar, yang datang saat ini bukan Felix, melainkan Jisung. Dan... Jisung sedang mengobrol dengan Ayahnya.

"Ah, kau sudah sampai. Ya, uri dal. Kenapa kau tak bilang pada Ayah jika kau sudah punya pacar? Dia sangat baik, tampan pula. Ayah pernah melihatnya di televisi." Ucap sang Ayah setelah melihat putrinya datang menemui mereka.

"Adeul, kau sudah bekerja keras. Aku tahu kalian yang menangani kasus ny. Park, bukan? Menurutku itu sangat berat, karena tak boleh salah satupun dan dia adalah istri dari Calon Presiden negara kita. Kalian sudah bekerja keras! Tetap semangat ya!" Ucapnya lagi menatap kedua insan yang sedang sport jantung itu. (Nak)
[Adeul: anak laki-laki]

"Ne! Kamsahabnida, Ahjussi! Kami akan selalu berusaha untuk yang terbaik. Dan saya usahakan, tak akan pernah membuat Naya menangis." Ucap Jisung sambil tersenyum, mencoba meyakinkan Ayah dari sang pacar.

"Ne, ne. Aku setuju dengan pengucapanmu. Lebih baik kau berusaha dahulu, jangan berjanji. Karena berjanji bisa saja mengingkari. Baru, saat kalian akan menikah nanti, yakinkan aku dengan janjimu. Jika kau melanggarnya, aku pastikan kau tak akan pernah bisa tidur nyenyak." Ucap Seokjin dengan tegas, membuat mereka gugup seketika, terutama Jisung di hadapannya.

"Baiklah, kalian jangan terlalu tegang begitu. Ini masih pagi, awali hari kalian dengan semangat ya! Ucapanku tentu harus kau pikirkan, Jisung-ah. Tapi, jangan bawa itu dengan pekerjaanmu. Ah, jika pekerjaan Naya tidak bagus dan salah, tentu kau harus memberitahunya mana yang benar. Jika ia diberitahu dengan lembut tak bisa, maka beritahulah dengan tegas, dan... sedikit marah juga tak apa. Aku hanya ingin kau menuntunnya ke jalan yang baik──"

"Ne? Appa, memang selama ini aku tidak baik?" Naya menyela ucapan Ayahnya, sebab ia terkejut dengan perkataan Ayahnya yang tiba-tiba.

"Bukan begitu, ah.. sudahlah. Aku jadi memberi wejangan 'kan buat kalian. Ya sudah, selamat bekerja dan hati-hati di jalan ya. Appa masuk dulu." Setelah sedikit memberi wejangan kepada dua insan itu, Seokjin pun segera pergi ke dalam menemui istrinya. Sedikit memberi ruang untuk mereka berdua.

"Hhh... maafkan appaku ya, Sung. Aku tak tahu pagi tadi ia makan apa dan tiba-tiba menjadi seperti itu. Padahal seingatku kita memakan sarapan yang sama." Ucap Naya pada Jisung yang masih terduduk di sofa ruang tamu itu. Naya pun ikut terduduk setelah melihat Ayahnya pergi.

"Ahaha, tak apa. Aku malah senang, akhirnya aku bisa memberitahu Ayahmu kalau aku ini pacarmu. Sebenarnya di Kantor tadi aku sempat berpikir, apakah Ayahmu di rumah? Aku bingung jika bertemu dengannya akan mengatakan apa." Ucap Jisung dengan antusiasnya seperti biasa.

"Ahaha, geurae? Kalau begitu aku turut senang. Ah! Jamkkan. Kau tadi mengatakan Kantor? Jadi kau tadi dari Kantor Polisi lalu kemari? Ya! Kau tahu jarak dari sana ke sini itu sangat memakan waktu, waehah!" (Benarkah?)

"It's okay! I'm fine. Don't worry about that, babe. C'mon! We should go now. Everybody wait for us." Ucap Jisung lalu pergi menuju mobilnya. Naya yang mendengar tentu tertegun, seingatnya sepanjang Dinasti Joseon hingga sekarang, ia tak pernah mendengar Jisung mengucapkan kata dengan bahasa Inggris sebegitu lancarnya, dan... lumayan panjang.

Ia masih terduduk di sofa memandang punggung Jisung yang mulai menghilang dari pandangannya. Jisung yang tak melihat Naya ke mobilnya, akan turun menghampirinya. Kendati demikian tak ia lakukan, sebab Naya mulai terlihat batang hidungnya.

The Kim Family | BigHit Labels x JYP NationWhere stories live. Discover now