Cemburu

1.4K 156 0
                                    

Cemburu

"Cinta tanpa kepandaian itu tak berarti begitu saja."-Arafka Davian Evildiantoro

••°👞💋👠°••

"Yang lain pada kemana?"
Suara nyaring Ajun kembali mengalihkan pandanganku.

Sedari tadi, aku memang menunggu sambil memainkan handphone milikku. Sesuai perjanjian, Ajun datang bersama temanya Rangga. Sedangkan Doyyeng dan Cika memang sedang membeli snack untuk menonton nanti.

Malam ini, rencananya kami berlima akan menonton bioskop lalu di lanjutkan dengan acara makan makan. Malam ini, kita akan menonton salah satu film garapan disney, sambil hangout riang nantinya.

"Yuk masuk, keburu mulai filmnya."
Ajak Doyyeng yang datang dengan membawa dua cup besar popcorn.

"Iya, udah mau mulai nih filmya."
Lanjut Cika yang datang membawa tiga minuman soda ditanganya.

"Ya udah, ladies first." Ujar Ajun mempersilahkan.

Kami bertiga langsung melanggang menuju ruangan pemutaran film. Dengan adanya acara hangout bareng ini, setidaknya aku akan sedikit melupakan masalah antara aku dan dia.

Sebenarnya, masalahnya hanya ketidakpekaan dia. Hidupnya yang datar itu memang kurang pekaakan sekitarnya. Sudah tahu dia salah, tetapi dia selalu mengabaikan kesalahanya. Bukanya berusaha membujuk diriku, muncul saja tidak. Hingga kini, tidak ada satupun notifikasi darinya. Jangankan notif, dari kemarin hingga malam ini saja dia belum muncul juga.

Tak nampak batang hidungnya di hadapanku. Aku pikir, dia itu bukan saja kurang dalam hal kepekaan. Dia juga nampaknya acuh dan tidak peduli akan orang orang sekelilingnya. Padahal, dia yang meminta aku untuk menetap. Memperbaiki luka yang tinggal di hatinya, mengisi ke kosongan disana dengan kehadiran baru untuknya.
Lantas, untuk apa jika dia saja tidak mau memperjuangkan diriku. Begini saja dia tidak peduli.

"Eh Na, mikirin apaan sih? Serius amat."

"Mantan kali, diakan jomblo." Sela Doyyeng sambil cengengesan.

Aku tersenyum kecil, memang hanya aku, dia dan tuhan yang tahu soal hubungan kami. Aku dan Afka memang setuju untuk backstreet.
Selama kami berhubungan, hanya akan ada kami di dalamnya. Begitupun dengan orang orang yang mengetahui ini akan semakin terbatas.

Bukan apa apa, aku cuma ingin memahami Afka lebih dalam. Dia itu seperti labirin yang penuh misteri dan teka-teki. Terbentuk karena banyaknya kemungkinan kemungkinan yang belum bisa di pecahkan. Selain itu, aku juga ingin fokus menjadi obat untuk penawar lukanya.

Di balik sikap dingin itu ada trauma yang harus aku kalahkan. Aku tahu, penyebab mental disorder pada dirinya adalah luka dimasalalu. Walaupun ya, akupun belum yakin seratus persen dapat menyembuhkanya. Setidaknya, aku akan mencoba sebisa mungkin.

"Tuh 'kan, ngelamun lagi. Fix ini mah, lagi mikirin mantan." Celetuk Doyyeng.

"Iya kali, mukanya sampe serius gitu."
Lanjut Rangga.

"Sans ae lah Na, kita cuma bercanda."

Kini, kami berlima tengah berada di salah satu restoran cepat saji. Selesai menonton tadi, Rangga dan Ajun mentraktir kami makan pizza di restoran itali yang cukup terkenal di sini. Sambil berbincang-bincang, kami juga membahas beberapa materi yang ditugaskan di akhir minggu ini.

"Na, ngomong ngomong yang lo bikin status bucin itu siapa?"

"Bucin apaan, gue gak bucin tuh."
Elakku.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang