Stay With Me

1.4K 149 4
                                    

Stay With Me

"Aku memang dingin dan keras seperti batu. Tapi, kamu yang hangat seperti mentari dapat meluluhkan diriku ini."
Arafka Davian Evildiantoro

"Arafka Davian Evildiantoro

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~•°❤°•~

"Ini jagungnya bawa kebelakang lagi Na."

"Siap tante."

"Mah, sekalian sama margarine-nya."

"Iya, bawel."

"Na, sama sodanya sekalian."

"Hu'um."

"Seblak yang di meja sekalian bawa ya Na, hehe."

Sambil mendekat kearah tante Dona, aku hanya bisa memutar bola mataku malas. Lagipula, entah mengapa hari ini mereka suka sekali memperbudak diriku.

Sambil membawa kantong kresek berisi jagung manis, margarine dan soda. Aku juga membawa seblak ceker milik Cika. Saat ini, kami sedang bakar bakaran di rumah Doyyeng. Bang Dion dan tante Dona, menyambut kami dengan baik sekali hari ini.

Om Danang yang kebetulan ada di rumah, juga nampak senang dengan kedatangan kami. Apalagi, kedatangan Ajun yang notabenenya mantan kekasih Doyyeng yang hari ini nampak jadi bahan bullyan.

"Kenapa kalian gak balikan lagi sih?"
Itu suara om Danang.

Om Danang dan bang Dion memang suka sekali menggoda Doyyeng maupun Ajun. Maklum, mereka itu mantan cinta monyet dari zaman putih biru.

"Iya, cakep tuh Doyy."

"Iya dek, balikan lagi napa. Biar gak jomblo terus, ngenes banget lihatnya."

"Dih ogah!"

"Memangnya gue mau balikan sama lo, gak mau tuh." Ketus Ajun yang langsung membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.

"Nih pesananya datang." Ujarku riang, sambil bergabung bersama mereka.

Menikmati celotehan manja Doyyeng dan juga kekesalan Ajun. Seminggu sudah berlalu, selama itu pula aku mengabaikan Afka. Bukanya aku ingin membuat masalah ini terlarut larut. Aku hanya mau dia intropeksi diri akan kesalahannya. Saat dia siap bercerita dan sudah menyadari letak dari kesalahanya, maka aku juga akan siap kembali menghadapinya.

Seminggu ini, terhitung 17 kali ia menelponku. Tapi aku selalu menolaknya. Ada puluhan notifikasi chat darinya, tapi tiak aku baca satu pun. Aku hanya ingin, dia itu menghargai apa yang telah menggapnya berharga pula. Aku ingin dia menghargai sebuah perjuangan yang aku lakukan, sekecil apapun bentuknya.

Beberapa hari yang lalu, aku sempat bertemu dengan tante Anita. Lagi dan lagi, akhirnya beliaulah yang menjelaskan secara rinci apa yang menyulut emosiku kala itu. Wanita cantik berambut coklat keemasan itu adalah adik dari Alana.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Where stories live. Discover now