Seri Mental Disorder Story ke-1 (Afka & Aruna)
⚠️ Budayakan follow Author sebelum membaca ⚠️
🍀🍀
Aruna Greenidia Chemistriyani adalah gadis cantik, humble, dan care yang kerap disapa Una harus mengalami kepelikan asmara seratus delapan puluh deraja...
"Dalam sebuah hubungan, lebih baik berjuang bersama. Dari pada harus berjuang sendiri tanpa diakui." -Aruna Greenidia Chemistriani-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👞💔👠
"Unaaa..."
"Hiks, hiks.Naaa..."
"Apaan sih, dateng dateng kok mewek gini sih?"
"Huahhh, ternyata-ternyata...."
"Minum dulu deh Cik." Sambil mengusap punggungnya pelan, aku menyodorkan minuman dingin milikku yang belum kusentuh sama sekali.
"Huahhh, Unaaa." Tangis Doýyeng, yang juga datang bersimbah air mata.
"Lo berdua kenape?" Tanya Ajun bingung, saat Doyyeng datang sambil menangis. Sama halnya dengan Cika, yang kini duduk di sampingku.
Suasana di caffe ini memang sedang ramai. Ditambah lagi dengan kehadiran dua mahluk paling kuhindari di bumi ini. Mereka berdua duduk tepat di sebrang meja kami.
"Kenapa, coba cerita dulu pelan pelan." Ujarku sambil melirik Cika dan Doyyeng bergantian.
"Na, hiks... hiks."
"Iya, kenapa Cik?"
"Elang selingkuh, huahhh.Dia selingkuh di belakang gue hiks, hiks."
Oh, jadi buaya darat itu selingkuh again.
Elang Ranjana--kekasih Cika itu memang pria pemilik gelar playboy cap Tuna sejak SMA. Tetapi hebatnya, Cika selalu sabar bertahan bersama Elang selama ini. Sudah bukan rahasia lagi, jika Elang itu selalu berselingkuh dengan perempuan lain.
"Sama siapa lagi?" Tanyaku pelan.
"S--sama adik almarhum tunanganya yang dulu."
Deg!
Agaknya perkataan Cika itu menohok hatiku. Entah kenapa, kejadian klise itu nampak seperti apa yang tengah kualami kini.
"Maksudnya?"
"E--elang itu, sering jalan sama adik almarhum mantan tunanganya. G--ue kira, itu cuma sebatas mantan calon adek. Tapi nyatanya, mereka pacaran dibelakang gue."
Aku melirik meja di sebrang, menetap sekilas kearah pemilik manik tajam disana.
"Terus, lo nge-geep mereke jalan bareng?" Cika mengangguk. "Lo mutusin Elang?" Cika menggeleng.
"Kenapa?"
"Karena gue cinta sama elang." Ujar Cika mantap.
"Tapi, buat apa bertahan kalau apa yang lo pertahanin udah bukan milik lo lagi. Dia juga gak ngehargain perasaan lo, cik."
