Sakit

1.3K 115 3
                                    

"Bodoh memang diriku ini, karena mengharapkan keberadaanmu di sisiku disaat kamu jadi penyebab sakit hatiku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bodoh memang diriku ini, karena mengharapkan keberadaanmu di sisiku disaat kamu jadi penyebab sakit hatiku."-Arafka Davian Evildiantoro

****

Langkah pelanku membawaku kesebuah ruangan berpintu dengan cat putih gading. Perlahan tapi pàsti, aku membuka pintu ruangan tersebut. Seminggu setelah pembicaraanku dengan Altar di caffe kala itu. Setelah memikirkan dengan matang pilihanku selanjutnya, aku memantapkan diri untuk datang ke sini.

Soal gangguan kecemasan yang dialami oleh Afka. Anxiety Disorder memang gangguan mental yang tidak boleh di sepelekan. Termasuk Afka, karena dia pun membutuhkan perlakuan lebih. Hanya saja, ia menutup diri dari keluarganya soal apa yang dia alami. Gangguan kecemasan memang bisa sembuh tanpa harus ke psikiater, tentunya derajat keparahan gangguan cemasnya masih ringan sampai dengan sedang. Sedangkan Afka, dia lebih memilih menanggung semuanya sendiri.

Dia menyembunyikan penyakitnya dari saudara saudaranya, bahkan tante Anita sekalipun. Sedangkan aku, orang asing yang tiba-tiba singgah di kehidupannya. Kenapa dia malah membawaku masuk kedalam hidupnya yang pelik ini. Mengenalkan diriku kedalam kerumitan hidupnya, yang tentu saja membuatku semakin terjerat.

Afka nyatanya jatuh cinta, begitupun dengan aku. Karena hal itu pula dia mau merubah dirinya. Ada sebagian dari dirinya yang bertekad untuk sembuh demi diriku, cintanya. Sayangnya, dia seringkali tertutup akan hal tersebut. Membuat kesalahpahan sering hinggap dalam hubingan kami. Puncaknya, ketika sosok Aleena dengan cinta gilanya terus menyesatkan Afka.

Banyak fakta yang telah Altar sampaikan. Membuat diriku kembali berpikir keras untuk merenunginya. Aku dituntut untum open main dengan bijak untuk menyikapi masalah ini. Hingga kini, aku ada disini untuk dirinya yang terlihat begitu berbeda. Sesakit inikah yang dia rasakan, sampai sampai keadaanya begitu memprihatinkan. Dia sangat jauh dari kata baik-baik saja.

Tubuhnya kurus kering, jambang tipis nampak mulai tumbuh di area dagunya. Matanya sayu, dengan lingkaran gelap di bawah kelopak matanya. Rambutnya terlihat lebih panjang dari yang terakhir kali aku lihat. Semangat hidupnya seakan akan telah sirna, nampak dari maniknya yang mènatap keluar jendela dengan kosong.

Dia bahkan tidak menyadari kehadiranku yang sudah ada di sisinya. Sebelah tanganya terpasang jarum infuse untuk mengalirkan cairan. Bibirnya terlihat mengering dan pecah pecah, karena itu pula aku dengar dia mogok makan selama beberapa hari kebelakang.

"Mas?"

Keberanikan diri untuk memanggilnya. Kata Arez, Afka mengalami tekanan yang terlalu tiba-tiba hingga membuatnya shok dan membawa kembali ganguan kecemasan itu untuk menguncang jiwanya. Anxiety--nya kembali kambuh, malah lebih parah dari sebelum sebelumnya.

"Mas?"

Panggilku lagi, saat dia tak merespon sedikitpun.

"Bodoh memang diriku ini, karena mengharapkan keberadaanmu di sisiku." Bibir keringnya berujar lirih.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Where stories live. Discover now