Bertahan

1.4K 148 7
                                    

Bertahan

"Dari banyaknya apa yang ingin aku pertahankan, kamu adalah salah satu yang paling utama."-Arafka Davian Evildiantoro.

"-Arafka Davian Evildiantoro

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

👞💋👠

"Mas bangun ih." Desakku, sambil mengoncang bahunya pelan. "Bangun mas, mau sampai kapan disini?"

"Mas?"

"Mas Afka, ih?!" Ketusku yang masih terlihat rapih dengan seragam part time--ku. "Kok belum pulang sih?"

"Kamu ngusir saya?"

"Bukan, tapi ini udah dua hari loh."

"Kamu ngusir saya Una?".

"Bukan, tapi--ahh. Susah deh ngejelasinya!" Ketusku, sambil beralih mengambil tas gendong mini milikku.

Aku pikir Afka sudah keluar dari kosanku. Tapi nyatanya, dia lebih betah menetap lebih lama ditempatku. Spot favoritnya adalah kursi santai di samping jendela yang mengarah langsung ke pemandangan kota Jakarta.

Sudah dua hari, terhitung dari saat pertama kali Afka menginap disini. Dia selalu menjawab singkat jika di suruh pulang. Padahal ya, walapun tidak pulang kerumah ibunya. Ia juga bisa saja pulang ke kamarnya sendiri, dilantai atas sana. Tapi ya, bukan Afka namanya jika tidak killer dan mau seenaknya sendiri.

"Mas, aku nyicil bab II nya sekarang ya?" Tanyaku, setelah aku selesai mengganti seragam part time milikku.

"Hm."

"Bab I kemarin udah mas Acc 'kan?"

"Hm."

"Katanya kemarin suruh revisi lagi? Ini mana yang benar sih, udah di Acc atau masih direvisi?"

"Lanjut Bab II. Bab I, sudah saya Acc."

"Pemilihan judul untuk skripsiku sudah tepatkan mas?"

"Hm."

"Hm, hm doang jawabnya. Kayak gak ada kata lain aja." Ujarku ketus, sambil mengambil sebotol air mineral. Meminumnya langsung dari botolnya, tanpa pandang bulu.

"Minum itu sambil duduk." Ujarnya mengitrupsi.

"Hehe, maaf. Khilaf." Ujarku sambil meringis kecil.

"Mas belum mau pulang? Tante Anita udah nanyain mas mulu loh."

Dia tak bergeming, tetap fokus kepada lembaran kertas yang di penuhi ratusan kata di atasnya. Membacanya dengan seksama, sambil mencoret beberapa bagian yang menurutnya tak penting.

"Kata Tante, adiknya almarhum Alana juga nyariin kamu." Ujarku memancing.

Sejak pembicaraan malam itu, kami belum pernah lagi membicarakan soal masalah kepergok waktu itu.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα