11. Relationsleep

2.7K 318 33
                                    

Seorang lelaki berkemeja jeans duduk di kursi tunggu sambil mengetuk jemarinya hingga terdengar ritme aneh hasil karyanya demi melawan bosan. Ia menekan tombol power di ponselnya yang ternyata baru menampilkan jam tujuh pagi. Lelaki itu adalah Zulfi.

Zulfi saat ini berada di depan ruang kajur sambil sesekali melirik kesana-kemari menanti Aqila. Hari ini mereka berencana menemui bu sekjur untuk mengikuti ujian susulan karena waktu itu mereka bolos demi mencarikan cincin baru agar pertunangan Aqila dan Zulfan batal. Itupun jika bu sekjur mau berbaik hati untuk memberi ujian. Kalau tidak, mereka akan berakhir dengan nilai C di mata kuliah dengan bu sekjur ini.

"Hei Bro! ngapain di sini?" seorang lelaki datang menghampiri dengan tumpukan absensi dan makalah di pelukannya.

"Lo lupa kalau gue mau ujian?"

Agus tertawa mengejek pada Zulfi yang menampilkan wajah piasnya.

"Aqil mana?"

"Nggak tau, masih di jalan kayaknya," Zulfi akhirnya mengambil earphone untuk mendengar musik saja. Namun, pernyataan Agus membuat lelaki itu menjeda kegiatannya.

"Sebagai komisaris, gue kesel banget sama kalian berdua yang main bolos aja. Harusnya hari ini gue tidur di kosan tanpa perlu ke kampus buat beresin absensi," curhat lelaki itu.

Sebenarnya ujian di kelas mereka sudah berakhir dua hari lalu, sebagian teman-teman mereka juga sudah pulang kampung halaman. Agus yang merupakan anak rantau terpaksa harus menunggu urusan dengan dosen selesai. Inilah resiko menjadi komisaris, harus siap dengan kemungkinan yang akan terjadi bahwa dirinya tidak bisa langsung pulang kampung. Untung saja ia belum membeli tiket kereta.

"Ya sorry, ini soal masa depan gue dan Aqila. Masa dia nikah sama abang gue?"

Agus hanya bisa menghela nafas. Mungkin tidak ada salahnya kalau ia berjuang untuk dua temannya itu. Tapi, dia juga tidak mau jadi korban terus-terusan. Cukup kemarin saja.

"Coba lo chat Aqila, tanya dia udah dimana? gue pengen rebahan!" Agus berteriak lebay seperti perempuan. Zulfi menatap jijik.

"Gimana mau chat dia, pesan yang dua minggu lalu aja belum di read. Kalau gue nge-spam yang ada diblokir pasti,"

"Sadis banget sih percintaan kalian? tapi gue yang lebih nyesek karena harus ada di tengah-tengah kalian ... "

Zulfi enggan menjawab. Musik dinyalakan dengan volume keras agar tidak mendengar beberapa pertanyaan dan pernyataan Agus lagi.

Sementara Agus duduk di bangku berseberangan yang disediakan di lorong depan ruang kajur. Lelaki itu memejamkan mata dan menutup wajah dengan absen kelas. Kepalanya pusing karena semalaman tidak tidur demi main game.

"Sorry telat. Tadi berangkat pake angkot. Kalian udah lama?" tanya Aqila dengan napas naik turun. Dia baru saja jalan kaki dari gerbang kampus menyusuri fakultasnya yang lumayan jauh.

Zulfi yang menyadari kedatangan Aqila, langsung menurunkan earphone ke lehernya. "Gak papa, Qila. Kita belum lama kok. Iya kan, Gus?"

Agus yang terbangun karena suara Aqila, hanya tersenyum dan mengangguk terpaksa pada Zulfi agar lelaki itu tidak marah. Gak lama apanya, udah jam setengah delapan! tadi muka lo kesel banget, didepan Aqila sok-sokan! dasar cowok! eh, gue juga laki!

"Gus, lo kesambet apa?" tanya Zulfi yang melihat Agus rada-rada aneh.

"Nggak, gue habis mikirin calon jodoh gue," bohong Agus. "Mending lo berdua segera masuk aja deh ke ruangan bu sekjur, biar cepet. Semangat!!"

Salah Terima Khitbah ✔Where stories live. Discover now