41. Momen Haru

2.4K 296 74
                                    

Sudah sampai part ini tapi kamu belum follow authornya juga? Astaghfirullah, kamu ini nggak berperasaan banget! 😭

Follow dulu yuk biar bacanya gak merasa bersalah rhm_rahmatillah

Start berbarengan belum tentu mencapai garis finish berbarengan pula

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Start berbarengan belum tentu mencapai garis finish berbarengan pula. Semua itu tergantung tekad, bagaimana cara menghargai waktu dan menentukan prioritas. Kuliah itu kayak obat, penawar tapi ada pahitnya.

Agustin Ferendra

(Nah, Bang Agus pakek quotes. Haha)

Pukul lima sore Aqila baru sampai di rumah. Perempuan itu cukup lelah dengan berbagai persiapan yudisium. Begitu memasuki kamar, tidak ada sosok Zulfan di sana. Harusnya Zulfan juga sudah pulang pada jam begini.

Aqila memilih membersihkan diri. Sesudah mandi dan mengenakan pakaian, Aqila belum juga melihat keberadaan suaminya.

Wanita itu meraih kerudung lalu turun untuk menunggu Zulfan di teras depan. Harap-harap cemas ia menanti. Pasalnya, setelah terakhir kali berjumpa Azara, sikap Zulfan terlihat sedikit berbeda. Aqila mendadak curiga dengan suaminya.

Bukan, bukannya Aqila sudah mencintai pria itu. Namun, ia merasa kesal kalau suaminya punya rahasia darinya.

Setelah seperempat jam Aqila duduk di kursi sambil mengayunkan kaki karena bosan, barulah Zulfan pulang dengan wajah ketatnya.

"Akhir-akhir ini Abang selalu telat pulang," ujar Aqila begitu mencium tangan suaminya. Zulfan tidak menanggapi, lelaki itu hanya mengusap kepala Aqila sejenak. Setelah itu menaiki kamar meninggalkan Aqila yang menggunung tanda tanya di kepala.

"Langsung lewat gitu aja?" Aqila sedikit menggerutu.

Semenjak menikah, tidak pernah sama sekali Zulfan melaksanakan salat lima waktu di rumah. Lelaki itu selalu salat di masjid komplek yang jaraknya hanya dua langkah dari rumah ataupun ia akan salat di kampus. Namun, kali ini Zulfan mengerjakannya di rumah. Aqila sebagai istri dengan senang hati menjadi makmum di belakangnya, walaupun ia masih penasaran dengan apa yang sedang terjadi pada suaminya.

"Tadi sore aku ke ruangan Abang, tapi gak ada Abang di sana. Pergi ke mana?" Tanya Aqila begitu mereka selesai salat berjamaah.

"Abang ada hal, Sayang,"

"Nggak ketemuan sama Azara kan?" Tanya Aqila was-was.

Zulfan tertawa pelan. "Awak ni, tak habis-habis cakap pasal Azara," karena gemas, Zulfan menggamit hidung istrinya.

"Bang, bentar lagi mau azan Isya!" Protes Aqila ketika kulitnya sudah bersentuhan secara langsung dengan Zulfan.

"Tak pe, nanti boleh la wudhu lagi," tanggap Zulfan santai. Ia merapatkan tubuhnya pada Aqila dan mencium puncak kepala istrinya yang masih terbalut mukena.

Salah Terima Khitbah ✔Where stories live. Discover now