Prolog - Sumpah Vanylla

7.6K 625 27
                                    

Jejaknyaaa....
Tekan Bintang+Comment Nya Juga Ya!!
Happy Reading

Sweet and SHIT!!
©2020
Prolog

*~*~*~*~*~*~*~*~

Empat Tahun Yang Lalu

“Angga tunggu!!”

Angga berbalik, matanya menyorot Vanylla dengan wajah garang. Cowok dengan seragam SMA yang sudah dipenuhi dengan berbagai coretan itu memijit hidungnya frustasi. Pasalnya, ini sudah yang kesekian kalinya gadis ini mengejarnya seperti orang kesetanan. Tak pernah berhenti sejak Masa Orientasi Siswa (MOS) hingga saat mereka merayakan kelulusan SMA seperti hari ini.

“Apa lagi, Vanylla Ayudia Prameswari?” kalimat tanya itu Angga lontarkan dengan perasaan gondok.

Seharusnya sekarang dirinya sedang berkumpul bersama teman-temannya yang lain di tengah lapangan. Bersalaman dengan para guru dan menyanyikan lagu perpisahan bersama-sama. Tapi karna seorang pengganggu seperti Vanylla, Angga terpaksa menepi ke pinggir lapangan sebelum Vanylla mempermalukan dirinya di depan teman-teman satu angkatan.

“Kalo emang gak ada yang mau…”

“Jadi jawabannya apa?” Vanylla bertanya cepat memotong kalimat angga, matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Dahi Angga berkerut dalam seperti tengah memikirkan maksud dari perkataan lawan bicaranya. Walaupun sebenarnya Angga sudah mengetahui apa yang sebenarnya Vanylla maksudkan. Bagaimana mungkin Angga tidak memahami maksud ucapan cewek itu. Apalagi Vanylla sering kali menanyakan hal itu.

Melihat aksi Angga yang hanya diam membuat Vanylla mengambil inisiatif untuk kembali membuka suaranya, “Angga mau kan jadi pacar aku?” Vanylla menggigit bibir bawahnya. Ia selalu gugup saat menanyakan hal itu di depan cowok yang sudah tiga tahun belakangan ia taksir itu. Hanya seorang Angga Putra Bagaskara yang mampu membuat Vanylla menjadi seliar ini.

“Aku kan udah pernah bilang, Vanny!” ucap Angga pelan, wajahnya Nampak tersiksa.

Vanylla menggelengkan kepalanya, air matanya sudah jatuh ke lapangan sekolah tempat mereka mengadakan acara perpisahan SMA. Tak sanggup menerima penolakan Angga lebih lanjut.

Ekspresi tak enak tampak diwajah tampan Angga. Seumur-umur menjadi target incaran Vanylla, Angga tidak pernah melihat gadis itu menangis sama sekali. Tentu hal ini membuat Angga jadi gelagapan, rasa bersalah merasuki dirinya.

“Kenapa Angga gak bisa suka sama aku?” Vanylla kembali bertanya di tengah isak tangisnya.

‘Mending jujur sekarang aja deh!’ batin Angga,
“Aku udah punya pacar!”

Vanylla mengangkat wajahnya kaget, “Siapa?”

Angga menggaruk lehernya yang tidak gatal, matanya beralih memandang kerumunan orang yang sudah menjauh dari tengah lapangan. Pemandangan Angga-Vanylla tidak pernah membuat mereka bosan, walaupun sebenarnya mereka merasa sedih dan kasian di saat yang bersamaan pada Vanylla. Tapi kegigihan cewek itu lama kelamaan membuat mereka muak, seperti menonton pertandingan yang sama berulang-ulang.

“Angga!” panggil Vanylla serak, “Siapa?”

“Semua orang juga udah tau kalo pacarnya Angga itu, Bella! Kamu aja yang pura-pura gak tau.” ketus seorang siswi yang berdiri di pinggir lapangan bersama siswi lainnya yang tengah memandang Vanylla dan Angga bergantian.

“Aku gak lagi ngomong sama kalian!” jerit Vanylla sekuat yang ia bisa.

Angga menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan tak kuat menahan malu saat seluruh orang yang berada di lapangan itu beralih menatap kearah dirinya dan Vanylla dengan ekspresi beragam, tanpa terkecuali. Bahkan guru pun turut melakukan hal yang sama.

“Vany, udah ya!” Angga mendekati Vanylla bermaksud membawa cewek itu menjauh dari kerumunan.

Namun niat baiknya malah di hadiahi dengan sebuah tamparan dari tangan lentik Vanylla. Emosi saja tak cukup untuk menggambarkan perasaan Angga saat ini. Ternyata benar yang dikatakan Bella selama ini, ia terlalu lembut pada Vanylla sampai cewek itu lama kelamaan jadi makin berani.

Dengan satu tarikan Angga mencekal pergelangan tangan kanan Vanylla sampai-sampai cewek itu meringis kesakitan. Persetan dengan guru dan yang lainnya, kali ini Vanylla benar-benar harus diberi pelajaran.

“Aku gak pernah ketemu cewek yang modelan nya kayak kamu ini! Murah!” bisik Angga pelan tapi cekalan tangannya semakin menguat, “Kodrat nya cewek itu buat dikejar, bukan sebaliknya! Dengan tingkah kamu ini kamu udah buktiin ke semua orang kalo kamu itu Cuma cewek murahan yang…” kalimat Angga terhenti.

Tamparan kedua yang mampir di pipi kirinya membuat Angga memandang garang tangan kiri Vanylla yang masih terangkat. Beberapa ide jahat mampir di otaknya, ingin sekali rasanya Angga melaksanakan beberapa ide nya itu. Namun suara panggilan dengan suara merdu yang amat sangat dikenalnya membuat Angga menoleh.

Angga berjalan mendekati Bella, kekasihnya. Meninggalkan Vanylla yang masih berdiri di pinggir lapangan. Tangannya yang semula terangkat kini sudah jatuh lemas di sisi rok seragam sekolah nya yang sudah dipenuhi cat semprot berbagai warna.

“Kamu harus di kasi tau berapa kali? Kan aku udah bilang, gak usah terlalu baik sama dia!”
suara protes yang keluar dari bibir Bella membuat sebuah cengiran muncul di wajah Angga yang menampakkan dua bekas tamparan di pipi kanan dan kiri.

“Angga Putra Bagaskara!” teriak Vanylla dengan suara melengking. Dengan satu gerakan ia mencopot sepatu sekolah nya sendiri dan kini memegang sepatu itu dengan emosi yang meledak-ledak.

Angga yang mendengar teriakan itu memilih berpura-pura untuk tidak mendengarnya. Ia membiarkan dirinya ditarik pelan oleh Bella menerobos kerumunan teman-teman satu angkatannya yang berbaris di pinggir lapangan.

‘Pasti kena! Pasti’ Vanylla merapalkan doa itu dalam hati. Dirinya sudah siap membidik kepala cowok yang barusaja mematahkan hatinya tersebut dengan sepatu sekolah nya.

“Bismillah!” ucap Vanylla bersaman dengan sepatu sekolahnya yang melayang mulus menuju sasaran.

“Aduh!” Angga memekik kesakitan.
Ia berbalik bersamaan dengan Bella yang berada disampingnya. Matanya menatap nyalang kearah Vanylla yang juga menampilkan ekspresi serupa.

“Aku pasti bisa nikah sama cowok yang jauh lebih ganteng daripada kamu!” pekik Vanylla tanpa rasa takut sedikitpun, “Yang ganteng nya 'Naudzubillah'! Liat aja. Kalian semua jadi saksinya!” Vanylla terus berteriak di pinggir lapangan. Membiarkan orang-orang disekitarnya memandangi aksinya dengan ekspresi tak terbaca.

Namun ternyata Vanylla telah melakukan kesalahan besar. Sumpah yang ia ucapkan berbalik menjadi bumerang. Paras cantiknya tak dapat membohongi bahwa dirinya sama sekali tidak pernah memiliki kekasih yang tampan. Atau lebih tepatnya, Vanylla sama sekali belum pernah memiliki kekasih. Belum, kita lihat saja nanti!

**********

To Be Continued (TBC)
Tekan Bintang Nya Yaa!!
Maaf Jika Masih Banyak Typo Berserakan🙏🙏
Mohon Krisarnya...

Sweet and SHIT!!
©2020
SOND13
IG : Sondsireg13

Sweet and SHIT!!  (END)Where stories live. Discover now