Chapter 17 - Ketemu Mantan

2.8K 340 45
                                    

HalloHallo!!! Udah up nih🤭
Jangan Lupa Jejaknya...
Bintang-Bintang🌟🌟+Comment Nya Juga Yaa!!
Happy Reading❤️

Sweet and SHIT!!
©2020
Chapter 17

*~*~*~*~*~*~*~*

Hembusan angin pagi disertai dengan matahari yang mulai memancarkan sinarnya memberikan tambahan semangat bagi siapa saja untuk melalui hari yang menyenangkan tersebut. Langit sepertinya memang akan cerah, tidak ada tanda-tanda awan mendung yang tampak di angkasa.

Hal itu membuat pedagang dan para pekerja dari segala profesi yang melewati jalan raya itu mempercepat laju kendaraan mereka. Tekad untuk segera mengais rejeki dihari yang cerah itu terpampang jelas dibenak mereka satu persatu.

Juga berlaku bagi Vanylla, motor matic yang ia kendarai melaju cukup kencang membelah jalanan yang cukup ramai. Bibir merahnya menggumam kan senandung pelan, tampak sangat ceria dan penuh semangat. Sesekali Vanylla membenarkan posisi helm nya yang sedikit bergeser, gambar kelinci berwarna abu-abu terpampang di sisi helm tersebut.

Kondisi dan suasana hati Vanylla diatas motor matic awalnya baik-baik saja, hingga motor matic itu bergoyang hebat saat melaju ditengah jalan raya. Vanylla terpaksa menepikan motor yang ia kendarai dengan sangat hati-hati ke sisi trotoar dibawah pohon beringin yang cukup besar.

Dibawah pohon beringin itu pula ada seorang tukang cukur rambut, Ia tampak menghadap seorang laki-laki yang duduk di kursi kayu tua didepan cermin besar. Gunting dan alat cukur memenuhi kedua belah tangannya.

“Ban motornya bocor, Neng!” Ia berseru setelah melirik kearah ban motor Vanylla sekilas.

“Hah! Yang bener?” Vanylla tak bisa menutupi keterkejutannya, Ia segera turun dari atas motor memeriksa ban motornya yang memang sudah kempis.

“Gimana dong?” Vanylla bertanya pada diri sendiri.

Setiap kali ia merasa senang maka disitu akan selalu ada kesialan yang menghampiri. Bahkan kini motornya pun seperti hendak ikut membuat Vanylla sengsara. Dengan wajah garang Vanylla memandangi motornya, di otak nya sudah muncul niat untuk memutilasi motor tersebut menjadi beberapa bagian.

“Kalo di pelototi kayak gitu motornya gak bakalan nyala sendiri, Neng!” tukang cukur rambut itu kembali bersuara membuat Vanylla beralih menatapnya, “Mending didorong aja, didepan ada tukang tambal ban. Gak jauh kok, sekitar tiga ratus meter!” setelah berkata demikian si tukang cukur kembali berbalik menghadap laki-laki yang duduk di kursi tua tepat dihadapannya.

‘Tiga ratus meter dibilang gak jauh? Dasar tukang cukur gak ada akhlak!’ batin Vanylla geram.

Tapi tidak ada pilihan lain, yang dikatakan oleh tukang cukur itu memang ada benarnya.  Vanylla bisa terlambat mengajar kalau ia terus berada dibawah pohon beringin dan memelototi motornya sendiri. Maka dari itu Vanylla mulai membulatkan tekadnya, kemudian mendorong motor itu sekuat tenaga. Tak lupa sebelum mulai mendorong Vanylla mengucap terima kasih pada si tukang cukur yang dijawab dengan sebuah anggukan.

‘Tau gini, mending aku sarapan banyak-banyak.’ Vanylla membatin penuh sesal.

Didalam benaknya sudah menari-nari sepiring nasi gurih dengan ayam bakar. Seharusnya Vanylla tidak perlu mendengarkan larangan Rossmary yang memerintahkan Vanylla untuk menghentikan makannya, dengan alasan takut gaun pengantin yang sudah dirancang jadi kekecilan ditubuhnya.

Bagi Vanylla itu hanya alasan aneh, pria yang mau melamarnya saja belum datang sampai sekarang. Tapi Rossmary malah berbicara mengenai gaun pengantin, melakukan fitting saja Vanylla belum pernah. Bagaimana mungkin Vanylla bisa mempercayai alasan konyol tersebut.

Sweet and SHIT!!  (END)Where stories live. Discover now