Chapter 5 - Softex Bersayap

3.9K 402 28
                                    

Jangan Lupa Jejaknya..
Tekan Bintang+Comment Nya Juga Yaa!!
Happy Reading

Sweet and SHIT!!
©2020
Chapter 5

*~*~*~*~*~*~*~

Subuh-subuh sekali, Vanylla keluar dari rumah kakaknya secara diam-diam. Lantunan ayat suci Al-Qur’an sayup-sayup terdengar dari ruang sholat yang berada didalam rumah. Arizka pasti sedang mengaji, kakak iparnya itu memang hampir sempurna di segala hal. Sedangkan Azka setelah sholat subuh pasti akan langsung berolahraga di halaman belakang.

Dengan amat sangat pelan Vanylla mendorong motornya agak jauh dari rumah agar suara mesin kendaran itu tak terdengar oleh penghuni rumah yang sebagian masih tertidur. Motor melaju dengan kecepatan sedang, membuat Vanylla semakin merapatkan jacket hijau tosca yang ia kenakan. Jalanan masih sunyi, hanya ada beberapa pedagang yang membawa barang belanjaannya menuju pasar tradisional.

Laju motor sedikit melambat, ingin rasanya Vanylla menyimpan tangannya didalam saku jacket yang ia pakai saat ini. Namun, motornya itu harus tetap melaju. Ia tak punya banyak waktu, jam tangan dipergelangan tangannya menunjukkan angka setengah lima pagi.

‘Kalo kamu gak datang, softex bersayap kamu ini akan saya pajang didepan pintu Supermarket!’

Ancaman Reyhan membuat Vanylla kembali mengencangkan laju motornya,. Hawa dingin sudah tidak berarti lagi, Vanylla lebih takut dan malu jika softex nya terpajang didepan pintu Supermarket. Lagipula bagaimana bisa ada pria yang memberikan ancaman seperti itu. Memikirkan itu membuat Vanylla cemberut sepanjang jalan.

Motor matic merah muda itu berhenti sempurna di area basment Supermarket. Vanylla bergerak membuka helm nya, kepalanya celingukan mencari sosok Reyhan. Tidak ada apa-apa, tempat itu masih kosong bahkan petugas keamanan yang seharusnya datang lebih awal sebelum tempat itu mulai beroperasi pun belum tiba. Vanylla datang mendahului mereka semua, mungkin sebentar lagi Vanylla juga akan menggantikan tugas para petugas keamanan itu.

"Dingin." Vanylla bergumam pelan, ia kembali mengeratkan jacket nya. Mencoba menghalau hawa dingin yang semakin menjadi-jadi.

Kemudian Vanylla mengeluarkan handphone nya dari dalam saku jacket, mencari-cari nama Reyhan didalam kontaknya. Benda pipih itu menempel ditelinga Vanylla, berdengung beberapa kali sebelum akhirnya suara sang operator lah yang menjawab panggilannya.

Vanylla mencengkram handphone nya kuat, memikirkan bagaimana Reyhan sedang meringkuk didalam selimut yang hangat membuat dada Vanylla bergemuruh penuh amarah.

“Dokter Cabul?”

Kalimat tanya yang diucapkan oleh sebuah suara baritone yang terdengar menenangkan dari belakangnya membuat Vanylla segera membalik tubuhnya. Reyhan berdiri disana tepat dibelakang Vanylla, cowok yang menurut Vanylla memiliki kegantengan yang ‘Naudzubillah’ itu tengah memandang Vanylla dengan wajah datar. Jacket hijau tua melekat ditubuhnya, ia juga mengenakan sebuah celana berwarna coklat. Ada beberapa air menetes dari rambut hitamnya yang menjuntai.

‘Pasti air wudhu! Ya Allah, calon imamku.’ Vanylla berkata dalam hati. Senyuman mengembang dibibir nya yang selalu berwarna merah muda bahkan tanpa polesan lipstick.

“Dokter Cabul?” Reyhan mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan intonasi lebih kuat daripada pertanyaan yang pertama.

Vanylla tersentak kaget, matanya beralih kearah handphone nya yang masih menyala. Layar handphone itu menunjukkan sambungan telpon yang masih terhubung ke nomor telpon Reyhan. Tentusaja nama ‘Dokter Cabul’ tertera dilayar handphone itu.

“Ah, itu!” Vanylla menyembunyikan handphone tersebut dibelakang tubuhnya yang bergetar ketakutan dan kedinginan.

Reyhan melangkah maju mendekati Vanylla tak puas akan jawaban yang ia terima. Sementara Vanylla memundurkan langkahnya berniat menjauhi Reyhan yang saat ini wajahnya sudah tampak semakin kelam.

Sweet and SHIT!!  (END)Where stories live. Discover now