Chapter 26 - Curhat Ala Jomblo

2.5K 301 53
                                    

Double Up Nih♥️
Tinggalin Jejaknya yaa🤗
Jangan Lupa Jejaknya...
Bintang-Bintang🌟🌟+Comment Nya Juga Yaa!!
Happy Reading

Sweet and SHIT!!
©2020
Chapter 26

*~*~*~*~*~*~*~*

Sebuah tissue bekas kembali melayang dan terjatuh bergulir kebawah sofa empuk berwarna putih. Amanda menatap kelakuan sahabatnya itu dengan raut wajah bosan. Sejak tiba dirumahnya sekitar setengah jam yang lalu, Vanylla sama sekali belum mengukir senyum diwajahnya. Dia hanya menangis dan menangis tanpa henti, dengan masih mengenakan pakaian yang biasa ia kenakan untuk mengajar.

Mungkin Vanylla juga belum sempat mengisi perutnya dan sekarang Vanylla malah menangis tersedu-sedu seperti ini diruang tamu rumah Amanda. Hal ini tentu membuat Amanda harus rela menyimpan rasa penasarannya sampai tangis Vanylla agak sedikit mereda. Walau sejak tadi mulutnya memang suah gatal hendak melakukan interogasi.

“Vanylla, udah dong.” bujuk Amanda untuk yang kesekian kalinya, berharap Vanylla mau menghentikan tangisnya barang sekejap.

Vanylla kembali melemparkan tissue yang kesekian tanpa mengacuhkan kehadiran Amanda sama sekali. Ia kemudian mengambil sebuah bantal sofa dan menutupi wajahnya yang sudah sembab oleh air mata.

Penampilannya benar-benar kacau, dengan rambut coklat yang acak-acakan. Tidak ada yang tahu bagaimana Vanylla bisa melewati detik demi detik disekolah untuk mengajar murid-muridnya dengan perasaannya yang tengah kacau.

“Aku lagi gak pengen diganggu.”

Setelah setengah jam berlalu sejak kedatangannya, Vanylla akhirnya buka suara. Terdengar serak dan memprihatinkan.

Amanda memutar bola matanya malas, “Terus ngapain kamu datang kesini?” tanya Amanda.

“Aku lagi pengen disini, gak mau pulang kerumah” sergah Vanylla dengan air mata yang kembali mengalir.

Amanda mengambil bantal sofa kecil yang terletak disampingnya dan memukulkan benda itu ke kepala Vanylla, “Kamu bisa cerita sama aku, Vanny! Kita sahabatan sejak SMA.”

Tatapan mata Vanylla kewajah Amanda semakin dalam, “Aku gak mau cerita apapun.” ketusnya sembari merapikan tatanan rambutnya yang berantakan.

“Kalo gitu aku bakal telpon suami kamu itu dan..,”

“Kamu punya nomor ‘Dokter Cabul’?” tanya Vanylla tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Juga ada sedikit rasa iri yang ia rasakan, jika Vanylla harus memangkas rasa malunya untuk mendapat kan nomor handphone Reyhan.

Amanda menaikkan sudut bibirnya, “Dia kan dokter keponakan aku.” balas Amanda sambil mengotak atik handphonenya. Hal itu dapat menghilangkan sebagian rasa iri yang tadinya Vanylla rasakan.

Mata Vanylla beralih menatap tas abu-abu yang pada hari itu ia kenakan, menatap benda itu dengan sorot tak terbaca. Pikirannya berkecamuk memikirkan sosok Reyhan yang sampai kini belum pernah menelponnya sama sekali sejak terakhir ia menelpon. Beberapa spekulasi terpampang dibenak Vanylla, tentang Reyhan yang mungkin sudah bertemu dengan calon istrinya. Pastinya calon istri ‘Dokter Cabul’ itu melarangnya untuk menghubungi perempuan lain, termasuk Vanylla sendiri.

“Ya, hallo dokter!”

Vanylla membulatkan matanya tak percaya, ia langsung keluar dari lamunannya yang tidak menyenangkan. Beralih menatap Amanda yang  kini sedang berbicara didepan telponnya. Dengan sengaja bangkit berdiri dari atas sofa dan berjalan menjauh dari Vanylla yang masih terpaku ditempatnya duduk. Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Amanda saat ini, yang jelas wanita itu tengah menatap Vanylla dengan wajah jahil.

Sweet and SHIT!!  (END)Where stories live. Discover now