FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!
( Jadwal UPDATE setiap Malam Kamis dan Malam Minggu)
Bataknesse Series #1
Cabul, cerewet dan menyebalkan! Begitulah sosok seorang Reyhan Kaisar Siregar dimata Vanylla Ayudia Prameswari. Cita-cita nya untuk menikah dengan...
Jangkrik berbunyi nyaring di balik bebatuan serta tanah basah tepat dihalaman kediaman keluarga Dirgantara. Malam itu hujan mengguyur kota cukup deras, mulai sore tadi hingga mulai mereda seperti sekarang ini. Jarum jam di dinding sudah menunjukkan angka setengah Sembilan malam. Waktu yang tepat bagi sebagian orang untuk langsung bergelung di balik selimut. Apalagi saat ini situasi dan kondisi terlihat sangat mendukung untuk hal itu.
Akan tetapi Vanylla dan Amanda lebih memilih untuk bersantai di ruang tamu dengan televisi yang menyala dihadapan mereka. Sejak tadi mulut Amanda sibuk mengunyah bika ambon, makanan khas kota Medan yang beberapa menit yang lalu dihidangkan oleh Rossmary. Wanita paruh baya itu kini tengah berada di teras rumah, mengurus pohon bunga anggreknya. Sesekali umpatan penuh kekesalannya terdengar sampai ruang tamu, beberapa hama pohon anggrek pasti mampir di bunga-bunga kesayangannya tersebut.
“Kalo aja calon suami kamu itu beneran om-om buncit, pasti kamu gak bisa senyum-senyum kayak gini.” celoteh Amanda sambil mengigit potongan bika ambon di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya sibuk dengan layar handphone nya yang dari terus menerus bergetar menandakan adanya notifikasi yang masuk tanpa henti.
Bika Ambon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vanylla yang tengah melihat tayangan televisi menoleh menatap Amanda, “Allah itu adil, Manda! Cewek baik kayak aku pasti dikasi jodoh cowok yang baik juga.”
Amanda memutar bola matanya malas, “Hah!” ia menghela nafas, “Aku cuma bisa doa in semoga kamu sama Dokter ganteng itu bisa langgeng..,”
“Aamiin!” potong Vanylla, dengan menengadahkan tangan didepan dadanya.
“Jadi keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah!” doa Amanda lagi.
“Aamiin!” Vanylla mengaminkan semakin kegirangan.
“Semoga diberikan keturunan yang berbakti pada agama serta nusa dan bangsa.”
“Aamiin!”
Keduanya akhirnya tertawa-tawa tak jelas, bahkan Amanda berkali-kali memukul bahu Vanylla di tengah gelak tawanya. Kebiasaan yang biasa ia lakukan saat tertawa seperti sekarang ini. Hal itu membuat Vanylla menghentikan tawanya dan memasang ekspresi garang. Ia mengelus bahunya berulang-ulang sebagai kode pada Amanda agar sahabatnya itu menghentikan aksinya.
“Sorry, Van-van!” Amanda menutup bibirnya dengan sebelah tangan, “Kelepasan! Aku seneng banget soalnya, akhirnya kamu laku juga.”
Wajah Vanylla semakin cemberut, dibalik kesenangan orang-orang terdekatnya. Mereka memang selalu memiliki cara untuk melancarkan serangan bully pada Vanylla. Dalam segala situasi dan kondisi.