11th (Rasa)

894 149 16
                                    

"Rasa sakit ada untuk membuat kita jauh lebih kuat. Tapi apakah bahagia membuat kita menjadi seseorang yang lemah?"

**************

Ibarat musim, hari minggu kemarin adalah musim penghujan yang cukup buruk bagi Saga. Setelah mengalami malam minggu dengan Guntur yang bersuara sepanjang malam, akhirnya Saga menyerah untuk mencoba tidur dengan nyaman.

Ia terjaga semalaman dengan Dygta yang sama sekali tidak keberatan bermain game bersamanya untuk membunuh waktu. Setelah cukup penat, Saga memutuskan untuk tidur seharian di hari minggu keesokannya.

Waktu yang harusnya lebih dari cukup, tapi entah kenapa tidak cukup untuk Saga. Buktinya wajah pemuda itu terlihat sangat lelah saat sampai di sekolah.

Saga melemparkan tasnya pada Genta begitu mereka keluar dari mobil. Si mungil yang memasang wajah kesal itu berniat untuk marah tapi Saga lebih dulu menggelengkan kepalanya dengan wajah meledek.

"Anggep aja lo balas budi. Kan gue udah pinjemin hoodie waktu itu."

"Nyesel gue minjem," ujar Genta pelan, setengah menggerutu.

"Emang gitu Ge, nyesel datengnya pasti belakangan."

Setelah menepuk bahu Genta dua kali, Saga melangkah terlebih dulu. Melewati lapangan sepak bola dan langsung di sambut oleh bola berwarna hitam dan putih yang mengenai kakinya.

"Eh! Tendang sini bolanya!"

Saga melirik raut wajah penuh emosi dari beberapa siswa yang mengenakan seragam olahraga itu. Senyum sinisnya terpatri, bersamaan dengan Saga yang menendang bolanya jauh melambung kemudian masuk ke dalam lapangan voli.

Ada teriakan kemarahan yang membuat Saga merasa bebannya sedikit hilang. Langkah itu terasa lebih ringan saat melewati koridor gedung bagi anak IPS.

Brak

Saga memejamkan matanya kuat-kuat. Sebuah pintu kelas yang tiba-tiba terbuka mengenai wajah tampannya dengan tepat. Ada suara tawa yang bisa Saga dengar dari segala penjuru, lengkap dengan kata cemoohan yang entah kenapa membuat telinganya terasa panas.

Saga membuka mata dan meraih kerah seorang laki-laki yang baru saja membuka pintu dengan sembarangan. Anak IPS 1.

"Kurang kenceng? Niat gue baik Bro. Buat lo sadar, siapa diri lo sebenernya."

"Ga!" teriakan itu seperti mantra yang menghentikan kepalan tangan Saga memukul laki-laki di hadapannya.

Netra Saga menelusuri kerumunan yang perlahan terbelah oleh seorang gadis bersurai sebahu yang terlihat sedikit kelelahan. Angkara, tampak mengatur nafasnya sejenak sebelum menarik lengan Saga untuk menjauh.

Saga diam, terlalu terkejut dan berfokus pada jemari Nara yang kini menarik pergelangan tangannya. Pemuda itu baru tersadar saat Nara menghentikan langkah, mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya kemudian memberikan susu dan permen itu kepada Saga.

"Ga, mulai pelan-pelan," ujar Nara lirih.

"Mulai apa?"

"Rubah sikap buruk lo ini."

Saga melangkahkan kakinya mundur. "Mereka yang mulai duluan sama gue."

Take Your Time [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang