16. Hubungan tak terduga

1K 157 27
                                    

"Terkadang seseorang terus mengatakan bahwa dia baik-baik saja, sampai dia menyadari kapan terakhir kali dia bisa tertawa bahagia, tanpa adanya beban."

*****************

Hubungan selalu terjalin dengan begitu banyak cara, bahkan terkadang tanpa kita sadari sekalipun. Kebersamaan dalam waktu yang lama, entah dalam kondisi yang baik maupun tidak juga bisa mengikat dua orang dalam sebuah hubungan yang sedikit rumit.

Dan Nara mempercayai kalimat yang menyatakan bahwa hubungan bisa terjalin karena rasa terbiasa. Sedari tadi gadis itu sedikit gelisah, pasalnya Saga tak datang bahkan di jam makan siang untuk mengambil menu hariannya. Gadis itu hanya meminum teh hangat yang ia pesan sembari mengangguk, mendengar racauan Ranin tentang salah satu boy group kesayangannya yang baru saja debut.

"Gila, mereka comeback stage kemarin tuh keren banget, Ra. Coba lihat deh."

Nara menopang dagunya malas. "Comeback stage tuh apaan lagi, Nin?"

"Itu lo tampil di acara musik gitu."

"Kayak Inbox? Dahsyat?" tanya Nara sembari menyebutkan acara musik di Indonesia yang ia ingat.

"Lo mah perumpamaannya! Tapi iya kayak begitu."

Arkan merebut ponsel di tangan Ranin kemudian mematikannya. "Eh kuyang! Balikin!"

Netra Arkan tampak sedikit tajam. "Makan."

Meskipun merengut, Ranin tetap mengambil sendok di dalam mangkuknya dan mulai memakan bakso dengan tempo pelan. Namun, tentu saja tak bertahan lama.

"Ra, Artha kemana?"

Nara menghela nafas sembari menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu. Makan di kelas kali."

"Ih lo kenapa sih! Lemes banget. Capek?" tanya Ranin yang gemas pada gadis bersurai sebahu itu.

"Tau ah, Nin. Males ngomong."

"Lagi pms?" tanya Arkan sekenanya.

Dahi Nara berkerut. "Lo ngerti gituan dari mana sih?"

"Sering disuruh Ranin tuh, beliin pembalut."

Ranin memukul lengan Arkan kencang. "Kok diomongin sih!"

"Emang nggak ada akhlak lo mah, Nin," komentar Nara.

Gadis berkuncir kuda itu tertawa kecil. "Ya kan gunanya temen tuh buat dimanfaatin. Lagian dia-nya mau-mau aja."

Dari kejauhan Nara bisa melihat Dygta membeli dua susu melon dan dua susu coklat ditambah tiga roti isi dari salah satu kedai.

Awalnya Nara berniat bangkit, ingin bertanya. Tapi melihat bagaimana Dygta melangkah ke arahnya membuat gadis itu menahan diri.

"Buat lo," ujar Dygta sembari meletakkan satu susu melon di hadapan Nara.

"Wih, sekarang Dygta makin ngegas, ya." Siapapun tolong ingatkan Nara untuk membungkam mulut Ranin yang suka berbicara tanpa melihat keadaan.

Take Your Time [Complete]Where stories live. Discover now