27. Jarak & Arti

1.6K 140 9
                                    

"Hidup bukan hanya tentang dirimu, melainkan juga tentang orang lain."

***************

Perpisahan dan juga jarak. Keduanya adalah hal yang tak bisa dihindari dalam semua jenis hubungan.

Sedekat apapun kau dengan seseorang, pasti akan ada saat dimana kalian harus mengambil jalan yang berbeda. Berpisah untuk mencapai sesuatu yang biasa disebut sebagai impian.

Dan sekarang, Saga akan bersiap untuk mengalaminya. Dygta memang sudah bersiap untuk pergi ke Bandung, berkuliah di ITB. Sesuai dengan hasil SNMPTN yang meloloskan namanya dengan mudah.

Sementara Genta, memilih salah satu Universitas swasta di Jakarta untuk tetap bersama Saga. Lagipula, bagaimana bisa ia tenang meninggalkan Saga sendirian. Itu sama saja membiarkan anak itu bunuh diri secara perlahan karena kelaparan.

Saga menghela nafas untuk yang ketiga kalinya, sembari menatap ke arah Dygta dan Genta yang sibuk memilah barang untuk mereka bawa pergi ke pantai besok.

Ini ide Nara, mengingat Dygta harus pergi ke Bandung dua hari lagi, Nara mengusulkan mereka untuk pergi bersama ke pantai. Sekedar bermain, menghabiskan waktu bersama, dan mengucapkan selamat tinggal dengan benar.

"Dyg, kuliah di Jakarta aja kenapa sih?"

Dygta meletakkan gitar yang sebelumnya ia bawa kemudian ikut mendudukkan diri di sisi Saga di atas tempat tidur.

"Gue keterimanya di Bandung."

"Ogah banget nurutin maunya lo terus," ujar Genta ikut menanggapi.

Saga mendengus kemudian melempar bantalnya pada Genta. "Sialan lo!"

"Lagian kalau libur juga bisa ketemu. Bandung itu bukan New York, Ga. Nggak usah alay."

Mendengar Genta membuat Saga semakin merengut. "Lo yakin ninggalin gue sama manusia modelan kek dia."

"Sebelas bulan lo sama dia baik-baik aja, kan?"

"Ini hitungannya udah bukan bulan. Tapi tahun, empat tahun."

"Udah, Ga. Empat tahun itu, lo tinggal kedip juga udah selesai. Nggak lama."

**************

Nara tidak pernah sebahagia ini saat melihat pantai sebelumnya. Mungkin karena terakhir kali ia melihat pantai adalah 10 tahun yang lalu. Dulu ia pergi sendirian, karena kebetulan tengah berada di rumah nenek yang dekat dengan pantai.

Kesendirian yang membuatnya merenungi banyak hal. Netra Nara beralih dari pantai berpasir putih itu pada Saga. Tidak sulit untuk melihat bagaimana iris kembar itu berbinar kala melihat ombak yang bergerak pelan, menggulung sampai ke sisian pantai.

Nara memeluk lengan kanan Saga, membuat cowok itu menatapnya. "Belum pernah mantai ya lo?"

Saga mendengus. "Gue nggak inget kayaknya pernah, tapi karena pas itu gue masih kecil. Jadi ya, nggak inget apa-apa."

"Pacarannya nanti dulu. Permisi!" Genta dan segala sikap kurang ajarnya tiba-tiba melepaskan Nara dari Saga.

Lewat begitu saja di antara keduanya dengan sebuah tikar dan keranjang berisi minuman dingin.

Take Your Time [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang