25. Graduation

987 148 13
                                    

"Apa seseorang bisa menjadi dewasa hanya karena usia?"

*************

3 bulan kemudian ....

Nara menatap pantulan wajahnya di sebuah cermin usang yang menyatu dengan almari pakaian.

Dia cukup rapi hari ini, memakai celana kain yang dibuat pas dengan kaki rampingnya dilengkapi atasan berupa kemeja berwarna biru muda yang lengannya ia gulung sampai siku.

Setelah menyisir surainya yang sedikit memanjang dengan jari, Nara mengambil dua bucket bunga di atas tempat tidurnya. Memeluk rangkaian Mawar cantik itu dengan tangan kiri sementara tangan kanannya meraih tas selempang kecil di atas meja.

Nara membuka pintu kamarnya dengan siku untuk mendapati Artha yang tengah serius dengan buku-bukunya di ruang tamu. Ya, ini hari sabtu. Satu-satunya alasan kenapa Artha berada di rumah bukannya sekolah.

"Kakak pergi dulu, nanti chat aja kalau ada apa-apa."

Artha mengangguk. "Salam buat bang Saga, ya. Bilangin sekali-kali main kesini."

Nara tersenyum, tidak bisa menjawab iya atau tidak. Langkah gadis itu diseret menuju ujung gang, dimana mobil Dygta sudah terparkir di tepi jalan raya. Sosok manis itu juga tampak bersandar pada badan mobil dengan raut sedikit gelisah.

"Muka lo kenapa lagi?"

Dygta menggeleng. "Gue nganter lo doang. Nggak usah nyeret gue masuk."

Nara merengut tapi tetap mengangguk. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan membiarkan hening mengambil alih.

Nara sibuk menatap ke arah luar. Mengingat apa yang telah terjadi beberapa bulan yang lalu. Tepat sebelas bulan yang lalu, ia berteman dengan Saga, mengenal sosoknya, mencari bahagia bersama, dan melihat bagaimana Saga terluka kemudian menghilang.

Sebelas bulan dan Nara tak pernah bisa menemui Saga. Entah Saga yang menghindar, atau Nara yang ingin memberi Saga lebih banyak waktu. Yang pasti selama sebelas bulan, Nara kembali pada kehidupannya tanpa sosok Saga.

Kehidupan yang anehnya tak lagi sama seperti saat ia belum mengenal Saga. Setiap hari Nara bisa membayangkan dimana Saga akan berdiri untuk sekedar meminta susu melon atau mengikutinya bekerja karena tak ingin pulang.

Sikap kasar, menyebalkan, dan juga kaku cowok itu seakan menjadi satu hal yang paling Nara rindukan. Apalagi saat Saga tersenyum, melontarkan berbagai macam ucapan bodoh yang mengganggu hari-hari Nara. Nara paling merindukan itu dari sosoknya.

Sadar atau tidak Saga membuat pekerjaan yang Nara lakukan menjadi lebih ringan, lebih berwarna, dan tidak membosankan. Membuat Nara selalu menunggu hari sabtu, dimana Saga akan membawanya ke tempat mneyenangkan. Menghabiskan waktu dan tertawa, melupakan sejenak luka yang mereka miliki.

Ia dan Saga berteman kurang dari satu bulan. Tapi sudah dipisahkan selama sebelas bulan. Dan hari ini Nara berniat untuk maju dan mengikis jarak. Sebelas bulan adalah batas waktu yang Nara berikan untuk Saga menjauhkan diri darinya.

Hari ini hari kelulusan di sekolah menengah yang Saga dan Genta tempati. Kelulusan Nara dan Dygta sendiri masih dilaksanakan dua hari lagi. Jadi, Nara berniat datang dan meraih jemari Saga sekali lagi.

Take Your Time [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang