1. Keep It Focus

7.3K 448 11
                                    

1. Keep It Focus

Hai, lo Diandra ya? Temennya Rivan?

Kalimat tersebut dibaca Diandra ketika sebuah pesan masuk ke handphonenya. Diandra mengerutkan keningnya. Nomor yang tak dikenalnya mengenal Rivan, sahabatnya sejak SMA. Baru saja Diandra akan mengetik balasan untuk si pengirim pesan, si pengirim pesan langsung meneleponnya.

"Halo"

"Ini Diandra ya? Temennya Rivan?" ulangnya.

"Iya, ini siapa?"

"Kenalin, gue Diva," katanya, "gue temen sejurusannya Rivan di kampus, lo anak akuntansi kan?"

Diandra tambah mengerutkan kening, banyak pertanyaan yang muncul dipikirannya. Mulai dari siapa Diva untuk Rivan? Mengapa Diandra tidak tahu Rivan mempunyai teman wanita bernama Diva, mengapa Diva tahu nomornya?

Sejujurnya Diandra agak takut kalau ada perempuan yang menanyakan soal Rivan padanya. Pasalnya Rivan adalah salah satu the most wanted di kampunya. Rivan memang sahabatnya sejak SMA, mereka sangat dekat, tetapi ketika di kampus, Diandra sengaja menjaga jarak dari Rivan karena Rivan masuk katagori The Six Prince di kampus.

The Six Prince
(Diandra sendiri ingin muntah mendengar julukan Rivan dan teman-temannya), sebenarnya julukan ini memang diberikan oleh anak-anak kampus. Mereka sendiri seperti melihat cahaya surga apabila enam laki-laki ini sedang berjalan, atau sedang duduk di kantin, atau sedang belajar di kelas. Mereka adalah enam siswa kaya, tampan, dan memiliki selera tinggi, gosipnya seperti itu. Bahkan ketika awal-awal mereka tahu kalau Diandra dekat dengan Rivan, reaksi mereka beragam, mulai dari mendekati Diandra untuk berkenalan dengan Rivan, meminta nomor Rivan, bahkan yang lebih parahnya lagi ada yang melabrak Diandra karena dirasa mendekati incaran mereka, Rivan.

Bahkan Diandra sendiri tidak tahu siapa saja personil Rivan dan teman-temannya. Salah satu halnya karena mereka berbeda gedung kampus. Lain halnya karena Diandra sendiri setelah pulang kampus sibuk menjadi guru privat, dan part time di sebuah perusahaan kecil. Bukan karena Diandra tidak mampu membayar kuliah, tetapi karena dia ingin merasakan sendiri hasil jeripaya kerjanya. Diandra sendiri cukup berada, Ayah dan Ibunya bekerja di sebuah perusahaan tambang cukup terkenal di Indonesia.

Diandra sendiri adalah anak pertama dari dua bersaudara, mereka hanya berbeda satu tahun. Tetapi adiknya meninggal karena kecelakaan mobil saat berlibur dengan teman-temannya. Sejak saat itu Diandra selalu menyibukkan waktunya untuk menyita pikirannya dan mengasah kemandirian dan kemampuannya.

"Halo, Di? Masih disitu kan?" lamunan Diandra buyar.

"Eh iya, Div, gimana?"

"Jadi gini, Di, Rivan kan minggu depan ulang tahun, gue sama temen-temen mau ngasih dia kejutan. Gue denger lo sahabatnya dia dari SMA, bisa bantuin kita gak?"

"Bantuin apa, Div?"

"Gini deh, enaknya kita ketemuan aja di kafe sebrang kampus pas makan siang, karena biasanya Rivan suka ke kantin kalo makan siang. Gimana?"

"Oh, boleh deh."

"Oke sampai jumpa nanti siang ya, Di!

"Oke, Div!"

Dooor!! Baru sedetik Diandra menutup telepon Diva, Diandra sudah dikagetkan oleh seorang laki-laki manis, tinggi, berkulit sawo matang, memakai kemeja hitam yang kancingnya dibiarkan terbuka, kaos putih, dan celana jeans.

"Ah mampus, kaget gue!"

Laki-laki itu tertawa. Dia melirik handphone Diandra karena tahu Diandra habis menelepon seseorang.

"Rivan?"

"Mana ada gue hubungin Rivan kalo lagi ngampus!"

"Nyokap?"

Me And The Six PrinceWhere stories live. Discover now