35. When We Were 25 yo

1K 128 0
                                    

35. When We Were 25 yo

To : Xavier

Sudah beberapa tahun berlalu, Xav. Rasanya aku mulai terbiasa jalanin hari tanpa kamu. Tidak seperti awalnya. Aku berusaha kuat, padahal aku hanya berpura-pura kuat. Itu semua demi kamu, Xav. Kapan kamu bangun? Aku benar-benar rindu.

Hari ini aku mulai bekerja sebagai manajer divisi keuangan di kantor pusat. Aku gak tau apa yang akan terjadi ke depannya, tapi semoga semuanya lancar-lancar.

Rasanya aku ingin ketemu kamu, Xav, menceritakan semua keluh kesah aku selama ini. Aku butuh kamu meluk aku supaya aku merasa aman.

Aku inget kamu pernah bilang sama aku kalau kamu gak bisa tanpa aku. Kalo gitu kenapa kamu ninggalin aku, Xav? Apa kamu seegois itu?

Maafin aku ya, Xav, kalau aku selalu email kamu. Maafin aku kalau ternyata aku gak setegar yang kamu pikir. Maafin aku kalau aku selalu rindu kamu. Maafin aku kalau kita gak bisa sama-sama meraih masa depan.

Hari ini sekian dulu ya, Xav. Aku janji akan sering-sering email kamu. Karena dengan cuma cara ini aku merasa kamu mendengarkan cerita aku.

Salam untukmu dari orang yang mencintaimu dan sangat merindukanmu. Diandra.

Diandra menutup laptopnya dan mengambil kunci mobilnya untuk berangkat ke kantor.

"Non, rotinya mau Bi Piah bekelin?"

"Enggak, Bi, makasih ya. Diandra berangkat dulu ya, Bi."

"Ati-ati, Non."

"Ini ruangan, Ibu. Saya Anya, asisten Ibu. Kalau Ibu ada perlu apa-apa, Ibu bisa panggil saya." ucap seorang perempuan yang usianya tidak terpaut jauh dengan Diandra. Dia menyambut Diandra dan memberitahu kalau mulai sekarang Diandra yang adalah atasannya itu mempunyai ruangan sendiri.

"Anya, bisa kita bicara sebentar?"

"Baik, Bu."

"Usia kamu berapa?"

"Usia saya 24 tahun, Bu."

"Boleh gak kalau panggil saya, Diandra aja. Usia kita gak jauh beda kok! Rasanya kita seperti berjarak. Saya juga pasti sedikit banyak minta bantuan kamu. Kamu jangan bosan-bosan ya kalau saya panggil cuma untuk sekedar ngobrol."

"Baik, Bu. Tapi maaf bu, kalau permintaan Ibu soal saya yang harus panggil Ibu hanya dengan nama saja rasanya agak kurang sopan."

"Hmmm, oke. Tapi di luar kantor, bisa kan kalo panggil nama aja?"

Anya tersenyum, "Baik, Bu."

"Boleh minta tolong agenda saya hari ini?"

Anya bangkit dan mengambil handphone tablet dan memberikan agenda Diandra yang tertera pada tablet itu.

"Baik, terima kasih, Anya. Kamu boleh keluar."

"Baik, permisi, Bu."

Diandra melihat punggung Anya yang menjauh dan hilang dibalik pintu. Usia Anya sama dengan Ivory. Mungkin kalau Ivory masih ada, Diandra tidak begitu kesepian.

Handphone Diandra berbunyi. Dari Diva.

"Hallo, Honey!"

"Hallo, Div."

"Gimana hari pertama jadi Ibu Manager?"

"Mungkin agak lebih sibuk dari kemarin."

"Lo aja jadi asisten udah sibuk banget yaaaa! Hari ini lunch bareng yuk!"

Me And The Six Princeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें