4. The day

2.5K 301 2
                                    

4. The day

Hari H

Tengah malam, Rivan yang sedang asik terlelap dikejutkan oleh Milly yang datang membawa kue ulang tahun dan kado. Sebelum meniup lilin yang berdiri kokoh di atas kue tart bertuliskan "HBD DEAR" itu, Rivan make a wish.

"Yeaaay!!!" seru Milly dan penghuni rumah Rivan. Sebelumnya Milly memang susah meminta izin kepada Ibunda Rivan terkait kejutan yang sudah Milly siapkan.

Setelah acara tiup lilin dan makan kue selesai, Rivan mengantar Milly pulang.

"Oh iya, Mil, nanti malam kita dinnernya sama temen-temen aku juga gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa kok, Van, aku juga udah kenal sama temen-temen kamu."

Sebenarnya ini kali pertama Rivan mendapat surprise dari Milly. Pasalnya mereka baru menjalin kasih selama enam bulan, ini ulang tahun pertama Rivan bersama Milly. Sebelum jadian dengan Milly, Diandra dan Gio tidak pernah absen untuk memberi kejutan di tengah malam seperti yang dilakukan Milly barusan, setelah tiup lilin, Diandra biasanya langsung tidur di kamar Fani, adik Rivan, sedangkan Gio yang dengan tidak tahu malunya langsung menggeser Rivan dari tempat tidurnya.

Diandra sama Gio kemana ya? Masa sih mereka lupa? Ujarnya dalam hati.

* * *

Aku pulang duluan ya, mau dan-dan cantik buat nanti malem. Jangan telat jemput ya, sayang

Pesan dari Milly sudah dibaca Rivan. Rivan dan teman-temannya baru saja keluar kelas. Diva berhamburan ke arah mereka.
"Rivan, tadi gue liat Diandra pingsan di lapangan!"

"Serius lo?!"

"Iya!"

Tanpa berpikir panjang, Rivan langsung berlari ke arah lapangan yang dimaksud, disusul teman-temannya dan juga Diva.

Sesampainya di lapangan, dilihatnya kerumunan ramai dan Diandra tergeletak di pinggir lapangan. Sudah ada Gio juga tentunya.

"Di, bangun, Di!" Rivan yang terlihat panik mencoba membangunkan sahabatnya itu.
Sekali, dua kali, tiga kali, Rivan memanggil namanya dan terlihat panik, Diandra yang tak dapat menahan tawanya langsung meledak, membuat rencana mereka untuk mengerjai Rivan lebih lama pun gagal.

"Hahahaha sorry guys, gue gak tahan!" kata Diandra.

"Ah gak asik lo, Di!" kata Gio

Saat rencana mereka gagal, tanpa aba-aba Diva dan Diandra menyodorkan kue ulang tahun ke arah Rivan. Rivan yang masih terlihat kesal dan belum ikhlas itu memandang tajam ke arah Diandra. Diandra yang ditatap seperti itu mengeluarkan ekspresi minta maaf. Membuat Rivan luluh. Akhirnya dengan sedikit rasa tidak ikhlas, Rivan meniup lilin pada kue ulang tahunnya.

"Ini pasti kerjaan lo deh, Div, gak mungkin nih Diandra ada ide-ide ngerjain gue begini!" Rivan masih tak ikhlas dengan kejadian tadi.

"Iya, ide gue, maafin sih, Van!" Diva memelas. "Sorry ya, Di, rambut lo kotor ya?"

"Eh, gak apa-apa kok, Div, di depan kampus ada salon, nanti gue sekalian hair spa,"

"Gue ikut ya!" Diva langsung bersemangat, dan seketika ciut ketika Rivan melotot.

"Eh tapi sorry ya guys, rencananya jadi ambyar," ucap Diandra.

"Santai aja, Di,"

Diandra seketika tersadar bahwa sekarang dia sedang makan siang dengan The Six Prince yang sangat ingin ia hindari itu. Meskipun juga bersama Diva, Gio, dan beberapa pacar mereka.
Ternyata rumor soal selera mereka dalam memilih pacar memang benar adanya. Perempuan di samping Bima namanya Cecil, cantik, imut, badannya bagus, kulitnya mulus. Perempuan di samping Xavier juga cantik, kabarnya dia seorang model.

Alex terlihat sibuk dan tidak terlalu peduli wanita pun sejak tadi sibuk dengan Diva. Edo yang waktu itu terlihat ramah dengan Diandra terkesan cuek dan sibuk dengan handphonenya. Erland hanya sibuk dengan laptopnya sesekali menimpali candaan teman-temannya. Mereka hanya sekumpulan teman yang akrab dan klik satu sama lain menurut Diandra, tidak wah seperti rumornya.

"Ini siomay pesenan lu kan, Di?"
"Yaelah, Lex, cakep-cakep pesennya semur jengkol!"
"Ini semur daging, ben*a!"
"Div, serius ini lu cuma pesen jus doang? Gak laper? Lagi irit lu ya?"
"Ini es teh manis pesenan siapa aja? Banyak amat!"
"Ini juga Cecil sama Alysa, pesen sayur doang!"

Dan satu hal lagi, mereka tetap seperti laki-laki pada umumnya ketika menyangkut soal perut.

* * *

"Lo parkir dimana, Di?" tanya Diva ketika mereka baru selesai dari salon.

"Di gedung E, kayak biasa,"

"Yah kita pisah disini dong?" keluhnya, Diva langsung menarik Diandra untuk cipika-cipiki sebentar, "sampai ketemu nanti malem ya,"
Setelah Diva masuk ke dalam mobilnya dan pergi, Diandra menuju ke parkir gedung E, tempat mobilnya diparkir.

Ketika melewati koridor, sebuah tangan menyambar tangannya, membuatnya kaget. Sesosok perempuan imut yang tampilannya seperti mahasiswi baru langsung tersenyum.

"Maaf, Kak, Kakak yang tadi di kantin sama the six princes ya?" tanyanya yang langsung disenyumi Diandra. Sejujurnya Diandra langsung mengerti kemana arah pembicaraan gadis itu. "Aku mau minta tolong titip ini buat Kak Xavier ya, Kak, soalnya aku suka banget sama Kak Xavier." Diandra sebenarnya enggan menerima hadiah tersebut, namun gadis itu memaksa. "Sama ini untuk Kak Rivan, dari temenku, Anna," gadis itu memberi hadiah satu lagi. "Sama satuuuu lagi, ini untuk Kak Bima, ini untuk Kak Edo, ini untuk Kak Alex, ini untuk Kak Erland," tumpukan hadiah itu sudah sampai setinggi wajah Diandra, "oh iya kak, nomor Kakak berapa? Nanti kita kirimin Kakak pulsa ya?"

"Heh! Lu gak punya malu ya nyuruh senior lu sendiri?!" bentak suara laki-laki yang membuat mereka semua kaget, termasuk Diandra. Edo buru-buru merebut tumpukan hadiah dari tangan Diandra dan memberikannya kembali para mahasiswi tidak tahu malu itu. "Kalo lu mau ngasih sesuatu, langsung kasih ke orangnya! Kenapa? Lu gak punya nyali? Gak usah ribet kalo gitu!" tambahnha. Edo langsung menarik tangan Diandra dari kerumunan mahasiswi baru itu.

"Elo gak perlu sampe gitu juga sih sebernya, Do, kasian kan langsung pada pucet gitu mereka," ucap Diandra begitu mereka sampai gedung E.

"Gue gak suka aja kalo mereka ribet-ribet gitu," jawabnya. "Btw, gue jadi sedikit paham kenapa lu menghindar dari Rivan pas di kampus, sebelumnya lu sering begini ya pas deket sama Rivan di kampus?" tanya Edo yang cuma disenyumin sama Diandra. "Tapi itu bukan solusi sih, lu cuma perlu ketus sama mereka, mereka kalo di diemin ngelunjak!" lanjutnya emosi.

Diandra membuka kunci mobilnya dengan remote control, membuka pintu mobilnya dan mengambil botol minum kemasan. "Minum dulu, Do, biar emosinya reda," kata Diandra sambil menyodorkan botol minum kemasannya, "ini masih baru kok! Gue stok di mobil."

"Tengkyu," ucap Edo sambil menerima botol minumnya dan meneguknya. "Sampe sini lu udah aman kan? Nanti malem dijemput Rivan?"

"Ngaco! Dia kan yang punya acara, masa iya jemput gue dulu! Nanti gue sama Gio kok! Rumah kita deketan."

"Oke, kalo gitu, ati-ati lu!"

"Siap, tengkyu ya, Do!"

Edo menuju mobilnya ketika Diandra meluncur pergi dari tempat parkir. Kenapa gue marah banget ya ngeliat Diandra digituin? Seketika pikiran itu muncul di kepala Edo yang bikin dia senyum-senyum sendiri.

* * *

Me And The Six PrinceWhere stories live. Discover now